Tangerang, 24 September 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat struktur industri nasional, salah satunya melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten. Upaya ini dilakukan sebagai jawaban atas berbagai tantangan industri, khususnya dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor strategis seperti industri kelapa sawit.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Kami mendukung pengembangan SDM industri yang berkualitas sehingga dapat memberikan inovasi serta memacu kinerja sektor industri nasional,” ujarnya.
Baca juga: Wamendag Sampaikan Rekomendasi AGTF dalam Pertemuan AEM ke 57 Kuala Lumpur
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menambahkan bahwa SDM kompeten merupakan kunci kelancaran rantai pasok industri, khususnya pada pengolahan hasil perkebunan yang memiliki cakupan proses bisnis luas dari hulu hingga hilir. Hal ini ia sampaikan saat memberikan kuliah perdana bagi penerima Program Beasiswa BPDP Angkatan IX Tahun Ajaran 2025/2026 di Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), Kabupaten Semarang.
“Pendidikan vokasi menjadi langkah strategis dalam mencetak tenaga kerja bagi industri kelapa sawit yang berkualitas dan sesuai kebutuhan industri,” ungkap Putu.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pembangunan industri perlu didukung ketersediaan bahan baku, teknologi, dan SDM yang mampu mengembangkan inovasi. Selain itu, strategi transformasi ekonomi 2025–2029 juga mendorong hilirisasi industri, pengembangan teknologi, penerapan industri hijau, hingga penguatan riset inovatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Langkah pengembangan SDM dan penguatan industri sawit diharapkan mampu mendukung kontribusi sektor pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kisaran 21,9 persen dengan target pertumbuhan industri sebesar 6,9–7,8 persen.
Kemenperin sendiri telah meluncurkan berbagai inisiatif strategis, seperti kebijakan bea keluar dan levy yang pro industri, program restrukturisasi mesin melalui teknologi Steamless POME-less Palm Oil Technology (SPPOT), fasilitasi investasi dengan insentif fiskal dan non-fiskal, serta komersialisasi hasil riset melalui industry-lead consortium.
Baca juga: Pertamina Buka 82 Ribu Lapangan Kerja Lewat Enduro Entrepreneurship Program
Program Beasiswa BPDP yang dijalankan bersama 41 lembaga pendidikan menjadi salah satu bentuk nyata pengembangan SDM sawit. Pada tahun ajaran 2025, AKPY mendapat penugasan mendidik 570 penerima beasiswa dari 26 provinsi dan 108 kabupaten pada jenjang Diploma 1.
Dengan kekayaan sumber daya alam dan dukungan bonus demografi, Putu optimis industri agro dapat menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional. “Industri pengolahan hasil perkebunan seperti sawit, kakao, dan kelapa tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga membuka ruang besar bagi inovasi, investasi, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas. Kami optimis, industri agro mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.