Wamendag RI Bahas Ekspor UMKM dan IEU CEPA Bersama Pemerintah Jerman

Tangerang, 19 September 2025 – Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, melakukan pertemuan bilateral dengan State Secretary of the Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) Jerman, Niels Annen, di Berlin, Jerman, Senin (15/9). Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama perdagangan, khususnya dalam mendorong ekspor produk UMKM serta mempercepat penyelesaian perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA).

Wamendag Roro menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan saat ini tengah fokus pada program UMKM BISA (Berani Inovasi Siap Adaptasi) Ekspor. Program ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan inisiatif Pemerintah Jerman, seperti melalui forum Komite Ekonomi dan Investasi Bersama Jerman-Indonesia (JEIC). Forum tersebut diyakini dapat mempermudah fasilitasi perdagangan kedua negara.

Baca juga: Rintek 2025 Hadirkan Inovasi Teknologi Industri yang Siap Bersaing Global

Salah satu komoditas yang mendapat perhatian khusus adalah kopi Indonesia, mengingat tingginya minat pasar Eropa terhadap produk ini. “Diharapkan ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat terus ditingkatkan,” ujar Wamendag Roro.

Roro juga menegaskan kembali arahan Presiden Prabowo Subianto saat kunjungan ke Brussel pada 13 Juli 2025, yakni agar perundingan I-EU CEPA segera diselesaikan. “Indonesia berkomitmen menyelesaikan I-EU CEPA secepatnya. Di tengah situasi geopolitik global yang fluktuatif, perjanjian dagang dengan mitra strategis seperti Uni Eropa sangat penting untuk meningkatkan nilai perdagangan dan mengurangi ketergantungan pada satu negara tertentu,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, State Secretary Niels Annen memaparkan beberapa fokus kebijakan Pemerintah Jerman. Salah satunya terkait EU Deforestation Regulation (EUDR) yang berpengaruh terhadap sejumlah komoditas ekspor Indonesia. Annen menyampaikan bahwa BMZ terbuka untuk berkolaborasi dengan Indonesia agar produk terdampak dapat memenuhi ketentuan yang disyaratkan Uni Eropa.

Pemerintah Jerman juga akan mengoptimalkan Import Promotion Desk (IPD) untuk sosialisasi teknis EUDR serta meluncurkan German Desk di Jakarta. Program German Desk berfungsi menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan mitra Jerman, sekaligus memfasilitasi proses business to business. Selain itu, BMZ menekankan pentingnya perdagangan berkelanjutan, termasuk kerja sama riset dengan Bappenas dalam forum Sustainable Palm Oil.

Pada 2024, total perdagangan Indonesia–Jerman tercatat sebesar USD 6,2 miliar. Ekspor Indonesia mencapai USD 2,4 miliar, turun 5,1% dibanding tahun sebelumnya. Sementara impor dari Jerman senilai USD 3,8 miliar, turun 20,3%.

Produk ekspor utama Indonesia ke Jerman antara lain mesin percetakan (USD 296,8 juta), tembaga (USD 162 juta), alas kaki berbahan kulit (USD 101,9 juta), kopi (USD 88,2 juta), serta alas kaki berbahan tekstil (USD 72,3 juta). Sementara itu, impor utama Indonesia dari Jerman meliputi produk otomotif (USD 301,5 juta), obat-obatan (USD 129,3 juta), sirkuit elektronik terpadu (USD 121,8 juta), mesin (USD 97,2 juta), dan produk kimia (USD 83,9 juta).

Baca juga: Hilirisasi Nilam Dorong Penciptaan Lapangan Kerja dan Daya Saing UMKM

Jerman juga menempati posisi ke-15 sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total USD 343,3 juta tersebar di 3.235 proyek.

Pertemuan bilateral ini diharapkan mampu memperkuat hubungan ekonomi Indonesia–Jerman, membuka peluang ekspor UMKM lebih luas, serta mempercepat implementasi I-EU CEPA demi meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia di pasar global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img