Menteri Maman Abdurrahman Tekankan Pentingnya UMKM Hijau

Tangerang, 18 September 2025 – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman memberikan apresiasi atas langkah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam mendukung masa depan bisnis berkelanjutan melalui pemberdayaan UMKM Hijau. Apresiasi ini disampaikan dalam acara peluncuran Buku Putih berjudul “Mewujudukan Masa Depan Bisnis Berkelanjutan Melalui Pemberdayaan UMKM Hijau” di Jakarta, Selasa (16/9).

Menurut Menteri Maman, UMKM Hijau adalah pelaku usaha yang mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam proses produksinya. Kehadiran Buku Putih ini menjadi tonggak penting atau milestone dalam mewujudkan komitmen Net Zero Emission Indonesia 2045, sesuai dengan target yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Wamen Helvi Moraza Tegaskan Peran Strategis UMKM Dalam Menyerap Tenaga Kerja

“Dengan terbitnya buku putih ini, kami yakin peran UMKM sebagai agen utama pertumbuhan hijau dan inklusif akan semakin cerah. Ini juga menjadi arah kesiapan transisi UMKM menuju praktik berkelanjutan,” ujar Menteri Maman.

Ia menambahkan, buku tersebut akan menjadi benchmark penting bagi Kementerian UMKM sekaligus dokumen rujukan dalam penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Pada tahap awal, penyusunan NSPK difokuskan pada pembahasan indikator klasifikasi UMKM Hijau, termasuk parameter, tolok ukur, serta masukan dari berbagai pihak terkait.

Menteri Maman juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas instansi untuk mendukung transformasi UMKM. Dukungan yang dimaksud mencakup penyediaan teknologi ramah lingkungan yang terjangkau, pendampingan sertifikasi, pembangunan instalasi pengolahan limbah bersama, hingga insentif keuangan dan ekonomi.

Selain itu, ia menyoroti perlunya peningkatan kapasitas pelaku UMKM melalui pendidikan lingkungan, penyediaan bahan baku organik dengan harga terjangkau, serta kampanye konsep 4R (reuse, reduce, recycle, re-earth) dalam pengelolaan sumber daya. “Isu rendahnya literasi lingkungan, akses pembiayaan hijau, hingga minimnya pemahaman terhadap prinsip keberlanjutan masih menjadi kendala utama yang membatasi daya saing UMKM,” jelasnya.

Baca juga: Inovasi Energi Terbarukan Indonesia Kembangkan Bioethanol dari Limbah Sawit

Berdasarkan studi Institute for Essential Services Reform (IESR), UMKM secara kolektif diperkirakan menyumbang 66 persen emisi di Indonesia. Fakta ini, menurut Menteri Maman, menjadi tantangan serius yang harus segera ditangani. “UMKM memang berkontribusi besar dalam menopang perekonomian rakyat, namun dampak lingkungannya juga signifikan. Karena itu, keberlanjutan bisnis yang seimbang dengan kelestarian lingkungan adalah keharusan,” tegasnya.

Dengan inisiatif ini, pemerintah berharap UMKM Indonesia tidak hanya mampu meningkatkan daya saing, tetapi juga menjadi motor penggerak transformasi menuju ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img