Langkah Cerdas Membangun UMKM yang Tahan Krisis

Langkah Cerdas Membangun UMKM yang Tahan Krisis

Langkah Cerdas Membangun UMKM yang Tahan Krisis, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja pada tahun 2023. Namun, UMKM juga menjadi sektor yang paling rentan saat terjadi krisis, seperti pandemi COVID-19 yang sempat menyebabkan lebih dari 50% UMKM mengalami penurunan omset drastis.

Untuk menjamin keberlangsungan usaha, pelaku UMKM perlu menyiapkan strategi agar bisnis tetap tangguh gejolak ekonomi. Berikut beberapa langkah cerdas yang dapat diterapkan:

1. Membangun Manajemen Keuangan yang Kuat

Dasar utama ketahanan UMKM ada pada manajemen keuangan. Pelaku usaha perlu memisahkan keuangan pribadi dan usaha, mencatat arus kas harian, serta membuat laporan keuangan sederhana secara rutin. Dengan pencatatan yang baik, pelaku UMKM dapat mengidentifikasi potensi kerugian sejak dini dan merencanakan strategi penghematan.
Selain itu, menyediakan dana darurat minimal untuk operasional tiga bulan ke depan akan membantu menjaga stabilitas usaha saat terjadi penurunan penjualan.

2. Melakukan Diversifikasi Produk dan Pasar

Ketergantungan pada satu jenis produk atau satu segmen pasar membuat UMKM rentan ketika permintaan menurun. Diversifikasi dapat dilakukan dengan menambah variasi produk, menyesuaikan kemasan, atau memperluas pasar ke segmen baru. Contohnya, banyak UMKM kuliner yang pada masa pandemi mulai menjual produk beku (frozen food) untuk menjaga omzet.
Strategi ini membantu menjaga arus pendapatan tetap stabil sekaligus memperluas jangkauan konsumen.

3. Memanfaatkan Teknologi Digital

Digitalisasi terbukti menjadi penyelamat bagi banyak UMKM saat pandemi. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pada tahun 2022 jumlah UMKM yang terhubung ke ekosistem digital meningkat hingga 20,24 juta unit , naik signifikan dari 8 juta unit pada tahun 2019.
Memanfaatkan e-commerce, media sosial, dan aplikasi keuangan digital dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan pasar, dan mempermudah transaksi. UMKM yang aktif secara digital juga lebih mudah menjangkau konsumen baru di luar wilayah lokal.

4. Membangun Jaringan dan Kolaborasi

Jaringan bisnis yang kuat memberi akses pada informasi, peluang pasar, hingga dukungan modal. Pelaku UMKM dapat bergabung dengan komunitas pengusaha, koperasi, atau program inkubasi bisnis dari pemerintah dan swasta.
Kolaborasi antarpelaku UMKM juga bisa menjadi strategi yang saling mendukung, misalnya melalui sistem titip penjualan produk atau berbagi jaringan pemasaran.

Ketahanan UMKM tidak terbentuk dalam semalam, melainkan dari kesiapan menghadapi risiko dan perubahan. Dengan manajemen keuangan yang sehat, diversifikasi, digitalisasi, dan kolaborasi, UMKM Indonesia dapat menjadi sektor yang lebih tangguh dan adaptif dalam menghadapi krisis ekonomi di masa depan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img