Kemenperin Tingkatkan Akses Pasar Industri Fesyen Dan Kriya

Tangerang, 12 Agustus 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri fesyen dan kriya di dalam negeri agar semakin berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Produk-produk fesyen dan kriya Indonesia telah lama diminati pasar internasional karena keunikannya, inovasi yang tinggi, dan kemampuannya mengikuti tren global.

Salah satu bentuk nyata dukungan tersebut adalah kolaborasi antara Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) dengan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Denpasar melalui kegiatan Rupa Karsa Bali 2025 yang digelar akhir Juni lalu. Acara ini menjadi simbol sinergi untuk meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar bagi industri kecil dan menengah (IKM) di sektor fesyen dan kriya, khususnya di Bali.

Baca juga: UMKM Saree Ulos dan Batik Organik Bawa Wastra Nusantara ke Pasar Global

“Kolaborasi ini bertujuan membangun ekosistem industri fesyen dan kriya yang inklusif, inovatif, dan siap bersaing di pasar global,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, Kamis (7/8).

Reni menegaskan, Kemenperin berkomitmen tidak hanya mendorong pertumbuhan IKM secara berkelanjutan, tetapi juga membantu mereka naik kelas hingga menembus pasar internasional. PKS antara BPIFK dan HIPPI Kota Denpasar mencakup fasilitasi bimbingan teknis, pengembangan inovasi dan kreativitas produk, serta promosi dan kemitraan untuk memperluas jaringan pemasaran.

Dalam acara Rupa Karsa Bali 2025, tujuh IKM binaan BPIFK menampilkan karya unggulan mereka melalui fashion show yang melibatkan model dari ajang Jegeg Bagus Kampus Undiknas Denpasar. Mereka adalah Theacastor, Anacaraka, Kominela, Waiki Textile, Lului, Seminyak Leather Bali, dan Wira’s Silver Bali. Selain itu, acara ini juga menghadirkan talkshow yang membahas strategi digital, kolaborasi IKM, dan penguatan kearifan lokal dalam busana sehari-hari.

Kepala BPIFK, Dickie Sulistya Aprilyanto, menyebut Bali memiliki potensi besar sebagai pusat fesyen dan kriya berbasis budaya lokal namun relevan di pasar global. “Kami ingin menciptakan ruang tumbuh yang sehat, memperkuat kapasitas SDM, dan mendorong inovasi produk yang selaras dengan tren nasional maupun internasional,” ujarnya.

Baca juga: Kemenperin akselerasi pengembangan industri kapal Indonesia

Ketua Umum HIPPI Provinsi Bali sekaligus Rektor Undiknas, Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, berharap kerja sama ini menjadi pemicu semangat baru bagi IKM Bali untuk memperluas pasar, menembus ekspor, dan memperkuat citra budaya Indonesia di kancah dunia.

Kemenperin optimistis, sinergi antara BPIFK, HIPPI, pelaku IKM, dan komunitas kreatif dapat membangun ekosistem industri fesyen dan kriya yang berkelanjutan, kompetitif, dan mampu membawa ekonomi kreatif Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img