Tangerang, 07 Juli 2025 — Indonesia semakin mengukuhkan posisi sebagai negara nomor satu di dunia dalam produksi dan ekspor briket arang kelapa, khususnya untuk kebutuhan shisha. Briket arang kelapa asal Indonesia dikenal luas di pasar internasional karena kualitasnya yang unggul dan sulit disaingi oleh negara lain seperti Vietnam atau China.
Wilson, pemilik PT Coco Total Carbon Indonesia yang berlokasi di Magelang, menjelaskan bahwa pabriknya yang berdiri sejak 2018 telah mengekspor briket arang kelapa ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Eropa, Australia, Asia, dan Timur Tengah. “Banyak pembeli dari seluruh dunia datang ke Indonesia untuk mencari briket shisha karena kualitasnya sangat terjaga,” ujarnya.
Baca juga: Bank Sampah Warga Jadi Contoh, KLHK Desak Kawasan Elite Jakarta Taat Aturan
Briket shisha sendiri terbuat dari tempurung kelapa yang dibakar secara khusus untuk menghasilkan arang dengan kualitas tinggi. Keunggulan utama briket asal Indonesia adalah kemampuannya untuk membakar dengan suhu stabil sekitar 650 derajat Celsius tanpa menghasilkan bau atau mengubah rasa tembakau. Selain itu, abu yang dihasilkan sangat tipis sehingga membuat pengalaman merokok shisha tetap optimal.
Menurut Greg, ahli charcoal asal Rusia yang sudah lama tinggal di Indonesia, keistimewaan briket arang kelapa Indonesia terletak pada proses produksi yang rumit dan memerlukan teknologi khusus. “Arang harus bersih dari serabut dan kotoran, padat, tidak mudah pecah, dan tahan panas lama tanpa menggunakan bahan kimia,” ujarnya.
Namun, Wilson juga menyebutkan tantangan terbesar saat ini adalah banyaknya kelapa yang diekspor dalam bentuk mentah, sehingga pasokan bahan baku untuk industri briket dalam negeri mengalami tekanan. “Kami berharap ada regulasi yang mengutamakan ekspor produk olahan agar industri dalam negeri berkembang dan menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Produksi briket arang kelapa di pabrik PT Coco Total Carbon mencapai 10 ton per hari, dengan pengiriman mingguan yang bisa mencapai beberapa kontainer berkapasitas 25 ton. Kualitas produk selalu dijaga ketat melalui kontrol kualitas internal dan uji laboratorium independen untuk memastikan kadar abu dan karbon sesuai standar.
Baca juga: Transisi Energi Hijau Tak Selalu Mulus, Ini Tantangan Nyata
Bagi petani dan pelaku usaha yang ingin menjadi pemasok arang kelapa, Wilson mengimbau agar memperhatikan proses pembakaran dan kualitas arang. Arang yang baik berwarna putih dengan abu tipis, sedangkan arang berwarna coklat atau abu tebal menunjukkan kualitas rendah.
Dengan kualitas unggul dan permintaan global yang terus meningkat, briket arang kelapa Indonesia diprediksi akan tetap mendominasi pasar internasional sekaligus mendorong pertumbuhan industri hilir berbasis kelapa di Tanah Air.