Tangerang, 01 Juli 2025 – Upaya penguatan ekspor terus digencarkan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia. Dalam kunjungannya ke Auckland, Selandia Baru, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap potensi produk-produk Indonesia yang dapat menembus pasar Selandia Baru.
Dalam pertemuan dengan komunitas Diaspora Indonesia yang digelar pada Minggu malam (29/6), Wamendag Roro menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dalam negeri dan diaspora sebagai mitra strategis. “Kami mengapresiasi kontribusi diaspora yang telah aktif memasarkan produk Indonesia. Namun, ke depan masih banyak potensi produk yang bisa kita dorong,” ujar Wamendag Roro.
Baca juga: UMKM Tangguh Lahir dari Inisiatif Talenta Wirausaha
Sejumlah produk dinilai memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di pasar Selandia Baru, seperti makanan dan minuman olahan, produk agrikultur dan perkebunan, hingga sektor logistik untuk skema Business to Consumer (B2C) maupun Business to Business (B2B). Produk Indonesia telah memiliki kualitas yang mampu bersaing secara global, ditambah banyak di antaranya sudah mengantongi sertifikat ekspor.
“Selandia Baru merupakan mitra penting bagi Indonesia. Saat ini, kita masih berada di peringkat ke-14 sebagai negara pemasok ke Selandia Baru. Sementara itu, Selandia Baru menjadi mitra ke-36 terbesar dalam ekspor Indonesia. Artinya, masih banyak peluang yang belum tergarap,” jelas Wamendag.
Wamendag Roro juga mendorong pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan secara maksimal perjanjian perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Ia menyebut bahwa perjanjian ini menjadi kunci untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing produk nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Ning Wicaksono, seorang importir produk biskuit dari Indonesia, menyampaikan bahwa pasar biskuit di Selandia Baru sangat terbuka. “Banyak produk biskuit lokal Selandia Baru justru diproduksi dari pabrik di Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Industri Kriya Lokal Tampil Kuat dengan Konsep Slow Fashion
Pertemuan ini berlangsung di Truth and Dare Cocktail Bar milik Yovinsius, salah satu diaspora Indonesia yang juga aktif menjadi buyer produk lokal Indonesia. Yovinsius berharap adanya dukungan logistik dan promosi kuliner agar harga jual di pasar dapat lebih kompetitif.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi menutup pertemuan dengan menyatakan, “Kami mencatat semua masukan. Kolaborasi erat antara pemerintah, diaspora, dan pelaku usaha sangat penting untuk mengoptimalkan ekspor Indonesia ke Selandia Baru.”