Energi Terbarukan dan Bangunan Hijau, Batam Kota Berkelanjutan

Tangerang, 26 Juni 2025 – Kota Batam, Kepulauan Riau, resmi ditetapkan sebagai kota percontohan dekarbonisasi sektor bangunan di Indonesia dalam proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), Rabu, 25 Juni 2025. Penetapan ini menjadi bagian dari langkah konkret dalam mempercepat transisi energi di kawasan perkotaan. Energi Terbarukan dan Bangunan Hijau, Batam Menuju Kota Berkelanjutan.

Proyek SETI merupakan hasil kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM. Proyek ini diimplementasikan oleh konsorsium yang terdiri dari GIZ, IESR, WRI, dan CERAH, dengan target waktu pelaksanaan hingga tahun 2028.

Baca juga: KKN UNTAG Surabaya Dorong Digitalisasi UMKM Konveksi

Menurut Sekretaris Ditjen EBTKE, Sahid Junaidi, Batam dipilih karena dinilai unggul dalam berbagai aspek seperti kesiapan sumber daya manusia, konsumsi listrik yang tinggi, potensi energi terbarukan, serta inisiatif pembangunan berkelanjutan yang sudah berjalan. “Batam punya potensi untuk menjadi kota madani, modern, dan berkelanjutan,” kata Sahid dalam acara Kick-off Proyek SETI di Batam.

Proyek ini fokus pada dekarbonisasi bangunan di kawasan urban seperti perkantoran pemerintah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan bangunan residensial melalui konservasi energi dan penerapan energi terbarukan. Data konsorsium SETI menunjukkan, Batam memiliki 269.864 bangunan, dengan 91% di antaranya merupakan bangunan residensial.

Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I, Edison Siagian, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung transisi energi secara berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Program Energi GIZ, Lisa Tinschert, menyampaikan bahwa SETI akan memberikan berbagai bentuk dukungan kepada Pemerintah Kota Batam, mulai dari studi perencanaan, pelatihan teknis, hingga pengembangan jejaring energi kota.

“Batam sangat potensial karena memiliki zona industri khusus dan pertumbuhan pusat data yang tinggi, sehingga kebutuhan energi terus meningkat. Ini jadi momentum tepat untuk dorong energi terbarukan,” ujar Lisa.

Baca juga: Langkah Praktis Digitalisasi UMKM Dari Nol Hingga Go Online

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, transisi energi akan membawa dampak positif secara ekonomi dan sosial. “Kami siap menjadi pelopor kota dekarbonisasi di Sumatera, dan berharap bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” kata Jefridin.

Dengan penunjukan ini, Batam diharapkan menjadi model kota yang sukses dalam menerapkan transisi energi dan dekarbonisasi lingkungan binaan, sekaligus memperkuat komitmen Indonesia menuju masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img