Pelatihan IoT Perkuat Kompetensi SDM Menuju Industri 4.0

Tangerang, 24 November 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mempercepat langkah transformasi industri nasional menuju era digital melalui inisiatif Making Indonesia 4.0, sebuah program strategis yang telah dijalankan sejak 2018 untuk memperkuat struktur industri sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global. Upaya ini dinilai semakin penting di tengah kompetisi global yang menuntut efisiensi, ketepatan, dan inovasi berbasis teknologi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa transformasi digital merupakan pilar utama dalam modernisasi industri serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). “Transformasi digital yang sejalan dengan Making Indonesia 4.0 tidak hanya memperkuat struktur industri dalam negeri, tetapi juga memacu kompetensi tenaga kerja agar semakin kompetitif di pasar global,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (23/11).

Baca juga: Pameran Industri INNOPROM 2026 Jadi Peluang Emas Ekspansi Manufaktur Indonesia

Meski demikian, implementasi teknologi industri 4.0 masih menghadapi tantangan signifikan. Berdasarkan survei self-assessment INDI 4.0 terhadap 1.661 perusahaan industri, tingkat penerapan teknologi digital masih rendah. Laporan McKinsey (2019) turut mengungkap bahwa adopsi industri 4.0 di Indonesia baru mencapai 21%, sementara 79% perusahaan masih berada pada tahap pilot trap atau uji coba terbatas.

Menjawab tantangan tersebut, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) terus memperkuat penyiapan talenta industri yang kompeten, khususnya di bidang elektronika, otomasi, serta teknologi industri 4.0. Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui penyelenggaraan Pelatihan Perancangan Embedded System Mikrokontroler Berbasis Internet of Things (IoT) yang digelar bekerja sama dengan Kadin Jawa Timur di Kadin Institute, Surabaya.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menegaskan bahwa PIDI 4.0 memegang peran strategis sebagai motor percepatan transformasi digital nasional. “PIDI 4.0 memiliki visi menjadi solusi satu atap bagi akselerasi transformasi digital, melalui pendampingan, konsultasi, pemecahan masalah industri, dan pelatihan bagi pelaku industri,” jelasnya. Ia menambahkan, transformasi digital harus dipandang sebagai investasi jangka panjang yang menentukan kemampuan industri untuk bersaing secara global.

Senada dengan itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Sidik Herman menilai pelatihan berbasis IoT merupakan katalisator penting dalam mempercepat penguasaan teknologi industri 4.0. Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini diikuti 30 tenaga kerja industri dan mencakup empat hari pembelajaran intensif serta satu hari uji kompetensi. Peserta yang dinyatakan lulus memperoleh Sertifikasi Klaster Perancangan Embedded System Berbasis IoT dari BNSP.

Baca juga: Kolaborasi KemenUMKM dan KADIN Kalbar Dorong UMKM Tembus Ekspor

Salah satu peserta, Naufal, menyebut pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini. “Materinya sangat bermanfaat dan bisa langsung diterapkan di tempat kerja. Kami berharap ke depan ada pelatihan lanjutan yang fokus pada Artificial Intelligence,” ujarnya.

Sejak 2022 hingga 2025, PIDI 4.0 telah melatih 1.856 tenaga kerja industri melalui berbagai program peningkatan kompetensi dan sertifikasi berbasis teknologi industri 4.0. Langkah ini menjadi bukti komitmen Kemenperin dalam memperkuat kapasitas SDM nasional agar mampu mendorong akselerasi transformasi digital serta meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img