Indonesia Teken Dua MoU Strategis di Medica 2025 Perkuat Posisi di Industri Alat Kesehatan Global

Tangerang, 21 November 2025 – Indonesia kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain penting di industri alat kesehatan global melalui penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) pada ajang Medica 2025, pameran alat kesehatan terbesar dunia yang berlangsung di Düsseldorf, Jerman, Rabu (19/11). Kedua MoU tersebut mencakup pembelian produk kesehatan Indonesia serta investasi pengembangan teknologi kesehatan, menandai langkah besar Indonesia dalam memperluas pasar sekaligus memperkuat kapasitas riset kesehatan nasional.

Salah satu MoU utama adalah pembelian sarung tangan medis buatan Indonesia dengan potensi transaksi mencapai USD 12 juta per tahun atau sekitar Rp200 miliar. Kerja sama ini dijalin antara PT Haloni Jane dari Indonesia dan Excelmed Distribuidora De Materiais Medicos E Odontologicos LTDA asal Brasil. Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari MoU yang telah disepakati sebelumnya dengan peningkatan nilai pembelian yang signifikan.

Baca juga: Kementerian UMKM Luncurkan Holding Fesyen dan Kerajinan Untuk Perkuat Industri Kreatif Nasional

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menegaskan bahwa peningkatan pembelian ini menjadi bukti pengakuan internasional terhadap kualitas dan daya saing alat kesehatan Indonesia.

“MoU ini menegaskan posisi Indonesia sebagai penyedia alat kesehatan yang kompetitif dan tepercaya di pasar global. Medica 2025 menjadi panggung penting untuk menunjukkan bahwa peralatan kesehatan Indonesia telah memenuhi standar internasional,” ujarnya dari Jakarta.

Direktur Excelmed, Antoine R. Callou, juga mengungkapkan kepuasan terhadap kualitas sarung tangan medis Indonesia yang konsisten sejak mereka mulai bekerja sama pada Medica 2023.

“Kami puas dengan kualitas produk PT Haloni Jane. Karena itu, kami meningkatkan nilai pembelian dari USD 9,6 juta menjadi USD 12 juta per tahun mulai tahun depan,” jelasnya.

MoU kedua berfokus pada investasi riset kesehatan, genetika molekuler, dan pengembangan teknologi medis. Kerja sama ini melibatkan Rumah Sakit Dharmais, PT Graha Teknomedika, European Life Technologies Hungary Zrt. (ELT), Sulico Ltd. Hungary, dan Qualysoft Information Technology Slovakia. Salah satu agenda utama adalah pembangunan laboratorium genetika molekuler di Indonesia serta program pelatihan tenaga kesehatan.

Puntodewi menambahkan bahwa investasi ini diharapkan memperkuat transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan dalam negeri.

Penandatanganan MoU ini turut disaksikan pejabat tinggi, termasuk Wakil Menteri Kesehatan RI Benjamin Paulus Oktavianus dan Duta Besar RI untuk Hungaria Penny Dewi Herasati.

Baca juga: DMI Expo 2025: Menyatukan Perdagangan, Pariwisata, dan Budaya Indonesia di Eropa

Keikutsertaan Paviliun Indonesia di Medica 2025 menunjukkan konsistensi Indonesia sejak 2022 dalam mempromosikan produk alat kesehatan ke pasar global. Kolaborasi lintas kementerian seperti Kemendag, Kemenlu, Kemenkes, Atdag Berlin, KJRI Frankfurt, dan ITPC Hamburg menjadi kunci stabilnya partisipasi Indonesia.

Industri alat kesehatan global diprediksi tumbuh hingga USD 717,38 miliar pada 2029, sementara ekspor alat kesehatan Indonesia (HS 90) mencapai USD 890,3 juta pada 2024, meningkat 29 persen dibandingkan 2020. Partisipasi di Medica 2025 menjadi momentum strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok alat kesehatan dunia.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img