Tangerang, 12 November 2025 – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil menembus pasar ritel modern memiliki peluang besar untuk merambah ekspor. Menurutnya, keberhasilan UMKM masuk ke ritel modern menjadi bukti nyata bahwa produk tersebut sudah memenuhi standar kualitas yang dapat bersaing di tingkat global.
Hal ini disampaikan Mendag Budi Santoso dalam acara Puncak Perayaan Hari Ritel Nasional 2025 yang mengusung tema “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global”, Selasa (11/11) di Balai Sudirman, Jakarta.
Baca juga: Penguatan UMKM Perempuan Jadi Fokus Kerja Sama Perdagangan APEC
“Kami ingin UMKM naik kelas dan bisa masuk ke pasar global. Ketika produk UMKM diterima di ritel modern, itu artinya produk tersebut sudah memenuhi standar ekspor. Kami ajak UMKM dan ritel modern berjalan bersama untuk memperkuat pasar dalam negeri sekaligus go global,” ujar Mendag.
Menurut Budi Santoso, kemitraan antara UMKM dan ritel modern menjadi dorongan penting dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing. Selain membuka peluang ekspor, kerja sama ini juga memperkuat konsumsi produk lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
“Kami ingin pengusaha besar, menengah, maupun kecil menikmati kue pembangunan bersama. Produk UMKM yang sudah masuk ke ritel adalah bukti nyata kebangkitan ekonomi lokal,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga menyoroti pentingnya penguatan rantai pasok domestik melalui investasi di sektor logistik dan distribusi, terutama di wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Pemerintah tengah menggagas Program Gerai Maritim serta mendorong perdagangan antarpulau untuk mengurangi disparitas harga antarwilayah.
Turut hadir dalam diskusi panel tersebut antara lain Staf Ahli Menteri UMKM Yulius, Penggagas Aprindo Abdul Latief, dan Ketua Umum Aprindo Solihin. Mereka sepakat bahwa kualitas produk menjadi kunci utama agar UMKM mampu bertahan di pasar modern dan menembus ekspor.
Yulius menambahkan bahwa pemerintah terus mendorong inovasi serta pelatihan bagi pelaku UMKM, termasuk peningkatan kompetensi dalam memproduksi produk halal yang kini menjadi tren global.
Sementara itu, Abdul Latief menekankan perlunya penataan ulang definisi usaha kecil dan menengah agar kebijakan pemerintah lebih tepat sasaran. Ia juga memuji keberadaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang membantu pelaku usaha kecil untuk berkembang.
Ketua Umum Aprindo Solihin turut memberikan dukungan agar UMKM terus memperkuat tiga aspek penting sebelum masuk ke ritel modern, yaitu mutu, kualitas produk, dan kontinuitas pasokan.
“Bukan sekadar masuk ke ritel modern, tapi bagaimana produk itu bisa diterima dan dibeli oleh konsumen,” kata Solihin.
Baca juga: Penyaluran KUR Capai 76% Pemerintah Targetkan Optimalisasi Hingga Akhir Tahun
Ekonomi Indonesia sendiri menunjukkan performa kuat pada triwulan III-2025 dengan pertumbuhan 5,04 persen (y-o-y) dan surplus neraca perdagangan selama 65 bulan berturut-turut, mencapai USD14,01 miliar.
Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, ritel modern, dan pelaku UMKM, Mendag optimistis Indonesia dapat memperkuat daya saing produk lokal dan menjadikan UMKM sebagai motor penggerak ekspor nasional.


