Tangerang, 06 November 2025 – Kiprah UMKM Indonesia di kancah internasional kembali menunjukkan hasil yang membanggakan. PT Elok Niaga Indonesia, UMKM binaan Bea Cukai Bekasi, kembali berhasil mengekspor produk makanan ringan ke Jepang untuk ketiga kalinya pada Selasa (04/11). Produk yang diekspor mencakup basreng, keripik taro, dan batagor dengan merek dagang “Mama Yon”, sebanyak 1,9 ton dalam satu kontainer ukuran 20 feet.
Keberhasilan ekspor berulang ini menandakan tingginya kepercayaan pasar Jepang terhadap kualitas produk unggulan UMKM Indonesia. Pasar Jepang dikenal memiliki standar keamanan pangan yang ketat, sehingga keberhasilan produk “Mama Yon” bertahan dan kembali dipesan menjadi bukti peningkatan kualitas produksi, inovasi, dan konsistensi yang terus dilakukan PT Elok Niaga Indonesia.
Baca juga: Pertumbuhan Sektor Manufaktur Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional
PT Elok Niaga Indonesia terus melakukan inovasi, terutama dalam desain kemasan dan branding. Produk “Mama Yon” dikemas secara modern dengan sentuhan budaya Jepang agar dapat diterima pasar lokal, namun tetap mengedepankan identitas asli Indonesia. Strategi ini dinilai efektif dalam membangun kedekatan emosional sekaligus menjaga ciri khas produk Nusantara.
Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Winarko Dian Subagyo, menyampaikan apresiasi atas keberlanjutan ekspor ini. Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas instansi menjadi faktor penting dalam mendukung UMKM dan IKM untuk go global.
“Pembinaan kualitas produk, kemasan, pemasaran, hingga literasi ekspor harus dilakukan secara berkesinambungan. Melalui Klinik Ekspor dan Pojok UMKM, kami akan terus mendampingi UMKM agar mampu memperluas pasar internasional,” ujar Winarko.
Pemilik PT Elok Niaga Indonesia, Dadang Hermanto, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kegigihan dalam membangun brand sendiri, meskipun awalnya ia mengekspor produk dengan merek orang lain. Ketekunannya akhirnya membuahkan hasil ketika “Mama Yon” diterima dengan baik, tidak hanya oleh ekspatriat Indonesia di Jepang, tetapi juga masyarakat Jepang secara umum.
“Produk Indonesia, termasuk makanan ringan, punya tempat tersendiri di pasar Jepang. Kini permintaan datang tidak hanya dari diaspora, tetapi dari warga Jepang yang menyukai cita rasa khas Nusantara,” jelas Dadang.
Baca juga: IndoBuildTech 2025 Jadi Platform B2B Strategis, Perluas Jejaring Bisnis Konstruksi Global
Meski demikian, Dadang tetap berharap adanya dukungan permodalan yang lebih kuat bagi pelaku UMKM.
“Permodalan masih menjadi tantangan terbesar. Kami berharap dana Rp200 triliun yang dikucurkan ke Bank Himbara dapat diakses UMKM, sehingga semakin banyak pelaku usaha lokal yang mampu menembus pasar internasional,” tutupnya.


