Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Menuju Indonesia Emas 2045

Tangerang, 29 Oktober 2025 – Kementerian Perindustrian resmi meluncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai pedoman pembangunan industri jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. Strategi ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Asta Cita, dengan menempatkan industri sebagai penggerak utama kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Peluncuran SBIN diumumkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian 2025 di Jakarta, Senin (27/10). Ia menegaskan bahwa SBIN menjadi respons strategis terhadap dinamika global yang cepat berubah dan penuh tantangan.

Baca juga: Pertamuda Seed and Scale 2025 Dorong Inovasi dan Kewirausahaan Muda

“SBIN bukan sekadar kebijakan sektoral Kemenperin, tetapi strategi nasional untuk memastikan bahwa industri Indonesia tidak hanya bertahan, melainkan tumbuh dan berdaulat,” tegas Menperin.

SBIN dirancang untuk menjawab tantangan era pasca pandemi, ketegangan geopolitik global, disrupsi teknologi, hingga percepatan transisi energi. Strategi ini mengusung empat pilar utama, yaitu:

  1. Industrialisasi berbasis sumber daya alam
    Fokus pada penguatan hilirisasi nikel, kelapa sawit, batu bara, dan komoditas strategis agar kekayaan alam tidak lagi diekspor mentah.

  2. Pengembangan ekosistem industri terintegrasi
    Membangun keterpaduan rantai pasok dari hulu ke hilir, ditopang infrastruktur industri dan kualitas SDM.

  3. Penguasaan teknologi dan inovasi
    Modernisasi industri melalui digitalisasi manufaktur, restrukturisasi mesin, dan insentif riset.

  4. Penerapan prinsip industri berkelanjutan
    Mengedepankan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

Menperin menekankan bahwa industrialisasi masa kini harus berorientasi pada nilai tambah, bukan sekadar volume produksi.

Sekitar 80 persen output industri nasional diserap pasar dalam negeri. Karena itu, SBIN menguatkan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta optimalisasi instrumen tarif dan non-tarif untuk menekan impor produk jadi secara terkendali.

Di sisi lain, Indonesia akan memperkuat ekspansi ke pasar global, terutama pasar non-tradisional, sekaligus memperluas partisipasi dalam rantai pasok internasional. Sektor kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) menjadi salah satu sasaran ekspor utama karena Indonesia memiliki keunggulan cadangan nikel dunia.

Kemenperin juga memperluas pendidikan vokasi dan link-and-match dengan pelaku industri agar tenaga kerja siap bersaing dalam era industri 4.0. Investasi diarahkan pada sektor bernilai tambah yang menghasilkan efek berlipat, seperti farmasi, komponen elektronik, kimia dasar, pangan, dan mineral strategis.

“Sumber daya manusia industri harus menjadi penggerak transformasi, bukan sekadar penonton perubahan,” ujar Menperin.

Menutup paparannya, Menperin menegaskan bahwa SBIN merupakan fondasi penting dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan berdaya saing.

Baca juga: GAFA 2025 Bawa Tren Arsitektur Hijau dan Smart Building ke Indonesia

“Kita ingin industri yang tangguh, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata bagi rakyat. Industrialisasi harus menjadi jalan menuju kesejahteraan bersama,” ungkapnya.

Dengan sinergi lintas kementerian, investasi strategis, dan inovasi teknologi, sektor industri diyakini akan menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img