Tangerang, 15 Oktober 2025 – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat peran pengusaha madu nasional untuk berkontribusi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan, madu layak menjadi bagian penting dalam menu MBG karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan manfaatnya bagi kesehatan. Dalam sambutannya secara daring pada acara Konsultasi Pemanfaatan Teknologi dalam Rangka Mendukung Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Semarang, Rabu (9/10), Maman menyebut madu sebagai “anugerah alam yang kaya manfaat.”
Baca juga: Modernisasi Peternakan Indonesia Dimulai di NLP Expo 2025, Hadirkan Inovasi dan Kolaborasi Industri
“Madu mampu meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat konsentrasi belajar, dan mempercepat pemulihan kesehatan. Karena itu, madu sangat relevan untuk menjadi bagian penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Selain mendukung gizi anak-anak, Program MBG juga membuka peluang besar bagi pelaku UMKM penghasil madu untuk bergabung dalam rantai pasok nasional. “Melalui forum ini, kita mendorong madu menjadi bagian dari MBG sebagai wujud nyata keterlibatan UMKM dalam program prioritas Presiden,” tambah Maman.
Senada dengan itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menilai madu memiliki potensi besar untuk menjadi komponen penting dalam menu MBG. Kandungan energi, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif di dalamnya menjadikan madu bahan pangan bernilai gizi tinggi sekaligus bernilai ekonomi.
Namun, ia juga menyoroti adanya kesenjangan antara kebutuhan dan produksi madu nasional. Berdasarkan data Kementerian UMKM, kebutuhan madu Indonesia mencapai sekitar 7.500 ton per tahun, sedangkan produksi lokal baru sekitar 2.000 ton. “Masih ada ruang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas madu lokal,” jelas Temmy.
Sebagai langkah konkret, Kementerian UMKM menjalankan program Rumah Produksi Bersama (RPB) atau Factory Sharing di 16 kabupaten/provinsi sejak 2022 hingga 2024. Melalui program ini, pelaku UMKM dapat memanfaatkan fasilitas produksi bersama, pelatihan teknologi, serta sertifikasi mutu untuk meningkatkan daya saing produk madu Indonesia.
Baca juga: IndoGriTech Expo 2025 Siap Dorong Transformasi Pertanian Nasional Melalui Inovasi Teknologi
Tenaga Ahli Direktorat Kerja Sama dan Kemitraan Badan Gizi Nasional (BGN), Imam Bachtiar, juga menegaskan bahwa pemerintah daerah dapat menyesuaikan menu MBG dengan potensi pangan lokal masing-masing. “Jika potensi daerah adalah madu, hal itu bisa diusulkan untuk menjadi menu pendamping MBG,” ujarnya.
Kementerian UMKM optimistis, dengan hilirisasi dan kolaborasi lintas sektor, madu lokal tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional tetapi juga membuka peluang ekspor di pasar global. Langkah ini diharapkan menjadi contoh nyata sinergi antara peningkatan gizi dan pemberdayaan ekonomi rakyat menuju Indonesia Emas 2045.