Tangerang, 07 Oktober 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu langkah strategisnya adalah menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi, guna mencetak pelaku industri yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan pasar global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi SDM menjadi faktor penting agar IKM mampu bertransformasi di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif.
Baca juga: Minat Pendidikan Vokasi Kemenperin Naik 21 Persen Tahun 2025
“Kami memandang bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi akan menjadi katalis dalam mencetak wirausaha tangguh, sekaligus memperkuat ekosistem IKM agar mampu naik kelas,” ujar Menperin di Jakarta, Senin (6/10).
Langkah konkret dari komitmen tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) dengan Universitas Ciputra Surabaya, pada Senin (22/9) di kampus UC Surabaya.
Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, serta Rektor Universitas Ciputra, Wirawan Endro Dwi Radianto. Turut hadir pula Dekan School of Business and Management (SBM) UC Surabaya, Damelina Basauli Tambunan, dalam penandatanganan perjanjian kerja sama teknis.
Kolaborasi ini berfokus pada pengembangan kapasitas SDM IKM di bidang manajemen usaha dan kewirausahaan, terutama bagi pelaku industri di sektor kimia, sandang, dan kerajinan.
Dirjen IKMA Reni Yanita menjelaskan, peningkatan kapasitas SDM IKM mencakup berbagai aspek penting seperti pengetahuan bisnis, manajemen, hingga kemampuan produksi.
“Setiap bidang membutuhkan kompetensi khusus, sehingga kolaborasi dengan perguruan tinggi sangat penting agar hasil pembinaan lebih efektif,” ungkapnya.
Reni menambahkan bahwa Universitas Ciputra dipilih karena memiliki reputasi kuat dalam pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship). Melalui sinergi ini, diharapkan para pelaku IKM binaan Kemenperin dapat menjadi wirausaha tangguh yang mampu bersaing di pasar nasional maupun global.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat membawa dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional, serta memperkuat peran IKM sebagai penggerak ekonomi rakyat,” tambahnya.
Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Wirawan Endro Dwi Radianto, menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi Kampus Berdampak, yakni memperkuat nilai-nilai entrepreneurship yang mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Kolaborasi ini merupakan wujud nyata konsep pentahelix antara pemerintah, industri, akademisi, komunitas, dan media,” ujarnya.
Sementara itu, Budi Setiawan menjelaskan bahwa kerja sama dengan SBM UC Surabaya akan diwujudkan dalam berbagai program pembinaan, seperti pendampingan bisnis, magang, inkubasi usaha, bimbingan teknis, konsultasi, dan riset kolaboratif. Program-program tersebut akan dipantau secara berkala untuk memastikan efektivitas dan dampaknya terhadap peningkatan daya saing IKM nasional.
Baca juga: UMKM Binaan Pertamina Catat Kenaikan Omzet 62% di Inacraft 2025
“Pengetahuan manajemen usaha sangat vital bagi IKM, bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga agar mereka bisa naik kelas dan berkontribusi lebih besar pada ekonomi nasional,” tutup Budi.
Kolaborasi Kemenperin dan Universitas Ciputra Surabaya ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat SDM industri berbasis pengetahuan, sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun IKM berdaya saing tinggi, mandiri, dan berorientasi ekspor.