Kemenperin Dorong Strategi Branding Untuk Perkuat Industri Batik Nasional

Tangerang, 03 Oktober 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menguatkan strategi branding untuk meningkatkan daya saing industri batik nasional di tengah ketatnya persaingan global. Batik yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai produk industri kreatif bernilai tambah tinggi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, penguatan branding batik sangat penting agar semakin dikenal, diminati, dan mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional. “Batik Indonesia harus tampil dengan branding yang kuat sehingga menjadi pilihan utama, baik di dalam negeri maupun di kancah global,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (3/10).

Baca juga: UMKM Nutsafir Lombok Siap Go Global Lewat Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025

Senada dengan itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menyampaikan bahwa batik bukan sekadar produk tekstil, melainkan manifestasi seni, filosofi, dan peradaban bangsa. “Setiap helai kain batik adalah narasi visual yang menceritakan sejarah dan kearifan lokal. Karena itulah UNESCO menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage pada 2009,” ungkap Andi.

Andi menekankan bahwa industri batik kini menghadapi tantangan berat, mulai dari persaingan dengan produk tekstil negara lain hingga perubahan tren fesyen global yang sangat cepat. Menurutnya, diperlukan strategi branding visioner agar batik tetap relevan bagi generasi mendatang. “Branding yang kuat bukan hanya untuk batik, tetapi juga untuk seluruh ekosistem industri kerajinan yang menopang perekonomian rakyat,” jelasnya.

Data Kemenperin mencatat, nilai ekspor batik pada triwulan I 2025 telah mencapai USD 7,63 juta. Angka ini berasal dari 214 sentra batik di 11 provinsi, dari total 47 ribu unit usaha batik yang tersebar di Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya memperkuat branding, BSKJI melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) menyelenggarakan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) VII 2025 secara daring melalui platform Zoom Meeting.

Mengangkat tema “Strategi Branding Batik: Dari Warisan Budaya ke Komunitas Global”, seminar ini menjadi ruang sinergi antara akademisi, peneliti, praktisi, industri, dan pemerintah. Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menjelaskan bahwa SNIKB VII diikuti oleh 51 pemakalah yang memaparkan riset dan gagasan inovatif untuk memperkuat ekosistem batik dan kerajinan.

Baca juga: Menteri UMKM Dukung Layanan Same Day Payment Untuk Percepatan Modal Usaha

“Forum ini diharapkan memperkuat kolaborasi lintas sektor agar batik tetap relevan dengan tren global sekaligus menjadi produk unggulan yang mendunia,” ujar Jonni.

Dengan momentum Hari Batik Nasional 2025, Kemenperin menegaskan komitmennya untuk menjadikan batik sebagai identitas nasional sekaligus motor penggerak industri kreatif Indonesia di pasar global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img