Tangerang, 29 September 2025 – Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi. Perubahan interaksi sosial di era digital kini menjadi fenomena nyata di berbagai lapisan masyarakat. Data We Are Social 2024 menunjukkan pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang, atau sekitar 60% dari total populasi. Angka ini menegaskan bahwa ruang virtual semakin mendominasi komunikasi sehari-hari.
Baca juga: Cara Keseimbangan Kehidupan di Tengah Arus Digitalisasi
Jika dulu interaksi sosial lebih banyak dilakukan melalui tatap muka, kini pertemuan virtual, pesan instan, dan media sosial menjadi sarana utama. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan anak muda, tetapi juga merambah generasi yang lebih tua.
Dampak Positif Kehadiran Virtual
Perubahan ini memberikan banyak manfaat. Pertama, komunikasi lebih menjadi cepat dan efisien. Dengan sekali klik, pesan dapat diterima dalam hitungan detik, bahkan lintas negara. Kedua, media sosial dan aplikasi pertemuan berani mempermudah hubungan kerja, pendidikan, hingga bisnis.
Misalnya, selama pandemi COVID-19, interaksi virtual melalui Zoom, Google Meet, dan WhatsApp menjadi kunci kelangsungan aktivitas ekonomi dan pendidikan. Banyak UMKM juga memanfaatkan platform digital untuk berjualan, sehingga interaksi virtual berperan penting dalam keberlangsungan usaha.
Tantangan yang Muncul
Namun, perubahan ini juga membawa tantangan. Ketergantungan pada interaksi virtual dapat mengurangi kedekatan emosional yang biasanya terjalin melalui tatap muka. Studi dari American Journal of Sociology 2023 menyebutkan bahwa 40% responden merasa ikatan sosial mereka melemah karena komunikasi lebih banyak dilakukan secara digital.
Baca juga: Generasi Z dan Kehidupan di Era Digital: Budaya Baru yang Terbentuk
Selain itu, interaksi virtual sering menimbulkan miskomunikasi, karena teks pesan tidak selalu mampu menyampaikan ekspresi non-verbal. Tidak jarang pula media sosial menjadi ruang munculnya konflik dan misinformasi.
Perubahan interaksi sosial di era digital dari tatap muka ke virtual merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Meski membawa banyak manfaat, tantangan yang menyertainya perlu diantisipasi agar teknologi tetap menjadi sarana yang mempererat, bukan sebaliknya. Keseimbangan antara interaksi virtual dan tatap muka akan menjadi kunci terciptanya hubungan sosial yang sehat di era modern.