Krakatau Steel Group Ekspor 54 Ribu Ton CRC Senilai Rp571 Miliar

Tangerang, 26 September 2025 – Industri logam dasar yang dikenal sebagai mother of industry terus memperlihatkan performa gemilang. Pada triwulan II tahun 2025, kontribusi industri logam dasar terhadap PDB nasional mencapai 6,7 persen, dengan pertumbuhan double digit sebesar 14,7 persen (y-o-y).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, mewakili Menteri Perindustrian, menegaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil ekspansi produksi dan meningkatnya permintaan global, khususnya besi dan baja, serta keberhasilan program hilirisasi nasional.

Baca juga: Menperin Targetkan Indonesia Jadi Pemain Utama Industri Halal

“Capaian ini membuktikan bahwa industri baja nasional semakin kompetitif. Hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri sehingga menempatkan Indonesia dalam peta global,” ujar Setia saat melepas ekspor Cold Rolled Coil (CRC) PT Krakatau Baja Industri (KBI) ke Spanyol di Cilegon, Banten.

Berdasarkan data World Steel Association, Indonesia pada 2024 menempati peringkat ke-14 produsen crude steel dunia dengan produksi 17 juta ton, meningkat hampir dua kali lipat dibanding 2019. Kapasitas terpasang nasional saat ini mencapai 21 juta ton, dan ditargetkan naik menjadi 27 juta ton pada 2029.

PT KBI menjadi salah satu motor penggerak ekspor baja nasional. Sepanjang 2025, perusahaan ini telah mengekspor 62 ribu ton CRC ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Polandia, dan Spanyol. Khusus untuk ekspor ke Spanyol kali ini, volume pengiriman mencapai lebih dari 54 ribu ton atau senilai Rp571 miliar.

Setia menilai ekspor tersebut menunjukkan ketangguhan industri manufaktur Indonesia di pasar internasional. “Produk baja kita memenuhi standar global, dan ini bukti nyata bahwa Indonesia bisa bersaing,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara PT KBI dengan Krakatau Steel sebagai penyedia bahan baku hulu, serta Krakatau Posco dan Posco International dalam distribusi pasar global.

Direktur Utama PT KBI, Arief Purnomo, menyebut keberhasilan ekspor ini lahir dari komitmen menjaga mutu dan layanan. “Pasar ekspor akan menjadi kekuatan utama kami. Kolaborasi dengan Krakatau Steel Group dan mitra internasional semakin memperkokoh posisi Indonesia di industri baja dunia,” ujarnya.

Baca juga: Thermotech Ungkap Rahasia Inovasi Insulasi: Menjadi Pionir Bangunan Hijau di Hari Kedua RHVAC 2025

Dukungan pemerintah juga menjadi faktor penting. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis, seperti penerapan trade remedies, SNI wajib, fasilitas harga gas bumi tertentu (HGBT), pengutamaan produk dalam negeri pada proyek pemerintah, hingga penerapan prinsip industri hijau.

Meski dihadapkan pada tantangan global, mulai dari proteksionisme hingga konflik geopolitik, Menperin optimistis Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang terbuka. “Ekspansi industri baja adalah kunci kemandirian ekonomi nasional. Dengan inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan, kita mampu memperkuat daya saing dan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting di pasar baja global,” pungkasnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img