Batik City Run 2025 Satukan Olahraga Budaya dan Edukasi Batik Ramah Lingkungan

Tangerang, 15 September 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, serta mampu menembus pasar global. Batik bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga sektor industri strategis yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekspor, dan memperkuat identitas bangsa.

“Industri batik telah tumbuh luas di berbagai daerah dan menjadi sumber penghidupan masyarakat, khususnya bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM). Oleh karena itu, Kemenperin bertekad mendukung inovasi, peningkatan kualitas, hingga penerapan teknologi ramah lingkungan agar batik Indonesia mampu terus relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (14/9).

Baca juga: Kolaborasi Kemendag Lazada dan Komunitas UMKM Perkuat Kepercayaan Konsumen Indonesia

Sejalan dengan itu, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, menekankan bahwa arah kebijakan pengembangan industri batik kini berfokus pada aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan. Melalui berbagai program standardisasi dan sertifikasi, Kemenperin mendorong industri batik untuk menggunakan bahan baku alami serta proses produksi yang minim dampak lingkungan.

“Edukasi dan promosi sangat diperlukan agar masyarakat mengetahui bahwa industri batik di tanah air sudah mulai menerapkan konsep ramah lingkungan, salah satunya melalui penggunaan malam sawit. Inovasi ini adalah bentuk nyata transformasi menuju industri batik berkelanjutan sekaligus menjawab tuntutan pasar global,” jelas Andi.

Sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan batik dengan masyarakat, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) akan menyelenggarakan Batik City Run 2025 pada 12 Oktober 2025 di Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional.

Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon, menuturkan bahwa Batik City Run 2025 bukan sekadar ajang olahraga, melainkan kampanye budaya yang menggabungkan gaya hidup sehat dengan kecintaan terhadap batik. “Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, melihat batik bukan hanya busana formal, tetapi juga identitas sehari-hari yang keren, modern, dan membanggakan,” ujarnya.

Event ini menghadirkan kategori lari 5K dan 3K dengan target 2.000 peserta yang terdiri dari pelari profesional, komunitas lari, masyarakat umum, hingga pelaku industri batik. Rute ikonik Benteng Vredeburg – Malioboro dipilih sebagai lintasan utama, menghadirkan pengalaman berlari khas Kota Yogyakarta.

Baca juga: Kementerian UMKM Perluas Akses Pendanaan Melalui Program BISLAF untuk Ekosistem Perumahan

Tak hanya berlari, peserta juga dapat menikmati atraksi budaya seperti parade pacer berkostum batik karnaval, demo membatik ramah lingkungan dengan malam sawit, pameran UMKM, hingga panggung hiburan musik dan zumba. Setiap peserta akan memperoleh jersey dan scarf batik eksklusif, medali finisher, serta kesempatan memenangkan doorprize menarik.

“Dengan kombinasi olahraga, budaya, edukasi, dan hiburan, Batik City Run 2025 menjadi acara inklusif bagi semua kalangan,” tegas Jonni. Lebih dari itu, event ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan batik sebagai warisan budaya dunia yang diakui UNESCO, sekaligus memperkuat posisi Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia yang telah ditetapkan World Craft Council (WCC).

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img