Green Insurance Makin Diminati, Perusahaan Asuransi Diminta Berinovasi

Tangerang, 16 Agustus 2025 – Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu perubahan iklim dan keberlanjutan, perusahaan asuransi dihadapkan pada tuntutan untuk menghadirkan produk asuransi ramah lingkungan atau “green insurance”. Survei terbaru dari GlobalData mengungkapkan bahwa lebih dari 40% profesional industri asuransi menilai pentingnya menawarkan produk asuransi yang etis dan berkelanjutan.

Menurut jajak pendapat kuartal III/2025 oleh GlobalData melalui platform Verdict Media, sebanyak 41,9% eksekutif bisnis menganggap produk asuransi hijau sangat penting, sementara 16,2% menyebut cukup penting. Namun, masih ada 30,5% yang menilai aspek ini tidak penting, sehingga berisiko tertinggal dalam transformasi industri yang sedang berlangsung.

Baca juga: PLN Gandeng Pelaku Industri Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau

Dalam Survei Konsumen Asuransi Tren Berkembang 2024, yang melibatkan 5.520 responden dari 11 negara, ditemukan bahwa 59,1% konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk polis asuransi dari perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan dan etika. Bahkan, 29,6% menyatakan kesediaan untuk membayar hingga 5% lebih mahal jika asuransi yang ditawarkan selaras dengan nilai-nilai lingkungan.

Analis Asuransi Utama GlobalData, Beatriz Benito, menyatakan bahwa pertumbuhan produk asuransi hijau didorong oleh dua faktor utama: meningkatnya kesadaran konsumen dan kebutuhan industri untuk memitigasi risiko iklim seperti bencana alam, banjir, hingga kebakaran hutan.

“Asuransi berkelanjutan mencakup produk dan praktik yang mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam rantai nilai. Ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan dalam menghadapi tantangan iklim,” ujar Benito.

Perusahaan asuransi kini mulai berinovasi, seperti memberikan diskon premi untuk rumah hemat energi, mobil listrik, dan penggunaan bahan bangunan berkelanjutan. Selain memberi nilai tambah bagi pelanggan, strategi ini juga memperkuat mitigasi risiko jangka panjang akibat krisis iklim.

Baca juga: Transformasi Digital UMKM Desa Tenggir, Peran Aktif Mahasiswa KKN Universitas Jember

Benito menambahkan bahwa regulasi dari pemerintah dan lembaga pengawas kini semakin ketat dalam mendorong implementasi prinsip ESG di industri keuangan, termasuk sektor asuransi.

“Perusahaan yang proaktif dalam keberlanjutan tidak hanya akan membangun reputasi, tetapi juga meraih kepercayaan pasar dan peluang profitabilitas yang lebih baik,” tutupnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img