Tangerang, 02 Agustus 2025 – Transformasi digital UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menjadi strategi kunci dalam memperkuat perekonomian nasional. UMKM merupakan pilar penting ekonomi Indonesia, dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan hampir 97% tenaga kerja pada tahun 2024.
Sebagai bentuk dukungan konkret, pemerintah menargetkan 30 juta pelaku UMKM sudah terintegrasi secara digital pada tahun ini. Digitalisasi UMKM terbukti mampu menghidupkan kembali ekonomi lokal dan membuka akses ke pasar global.
Baca juga: UMKM Banten Siap Masuk Alfamart dan Sarinah
Untuk mendukung target tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluncurkan berbagai program adopsi teknologi, termasuk pelatihan dan pendampingan UMKM di seluruh Indonesia. Salah satu implementasi nyata dari program ini dapat dilihat di Kampung Wisata Keramik Dinoyo Malang, di mana ratusan UMKM kini didorong untuk naik kelas melalui digitalisasi.
Menurut Menteri Komdigi Meutya Hafid, digitalisasi mampu memperkenalkan produk-produk lokal berbasis budaya ke pasar global. Selain itu, Komdigi juga tengah memperluas infrastruktur internet di pusat-pusat UMKM, seperti destinasi wisata dan koperasi desa (Kopdes) Merah Putih.
“Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tapi soal pemberdayaan masyarakat dan menciptakan ekonomi yang lebih inklusif,” ujar Meutya.
Tidak hanya memfasilitasi promosi dan transaksi digital, pemerintah juga mendorong UMKM untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Langkah ini penting agar produk lokal terlindungi dan berdaya saing di pasar internasional.
Baca juga: Lima Skill Wajib Gen Z untuk Sukses di Industri Batik
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan bahwa program Kopdes Merah Putih adalah peluang strategis bagi pelaku usaha kecil. Di sisi lain, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menambahkan bahwa semangat, daya tahan, dan karakter pelaku UMKM harus terus dibangun seiring digitalisasi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menilai digitalisasi sebagai jawaban atas perlambatan ekonomi. QRIS, sebagai salah satu teknologi pembayaran digital, diyakini mampu mempercepat perputaran uang dan memperluas pasar UMKM secara signifikan.