Tangerang, 30 Juli 2025 – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengajak para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali untuk memanfaatkan Program UMKM BISA Ekspor (Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor) yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan. Program ini dinilai mampu memaksimalkan potensi ekspor produk unggulan UMKM Bali seperti perhiasan perak, dekorasi rumah, hingga makanan laut berkelanjutan.
Ajakan ini disampaikan dalam dialog bersama 30 pelaku UMKM di Denpasar, Bali, Selasa (29/7). UMKM yang hadir merupakan binaan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI), Indonesia Design Development Center (IDDC), dan Export Center Surabaya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekjen Kemendag Isy Karim, Dirjen PEN Fajarini Puntodewi, serta Irjen Kemendag Putu Jayan Danu Putra.
Baca juga: Kemenperin Bantah Badai PHK di Industri Manufaktur
Menurut Mendag Budi Santoso, produk UMKM Bali sangat berpotensi untuk menembus pasar global. Untuk meningkatkan daya saing, pelaku UMKM perlu memperhatikan standardisasi, kualitas, pengemasan, serta kesiapan manajemen ekspor. Program UMKM BISA Ekspor membuka kesempatan bagi UMKM untuk memperkuat kapasitas ekspor tersebut.
“Kami siap memfasilitasi UMKM untuk menjalin koneksi dengan buyer internasional lewat kegiatan business matching,” ujar Mendag. Saat ini, Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di 33 negara yang siap membantu proses kurasi dan pertemuan dengan buyer luar negeri.
Hingga paruh pertama 2025, UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi 356 kegiatan business matching, 241 sesi pitching, dan 115 pertemuan langsung dengan buyer dari 33 negara. Total nilai ekspor yang tercatat mencapai USD 87,04 juta atau sekitar Rp1,3 triliun, melibatkan 609 UMKM.
Salah satu UMKM sukses adalah CV Gangga Sukta, pelaku usaha dekorasi rumah binaan IDDC-DDS 2023, yang berhasil meningkatkan daya saing produk melalui perbaikan desain dan kemasan. Sementara itu, PT Bali Sustainable Seafood sebagai binaan Export Center Surabaya juga mengakui bahwa fasilitasi dari Kemendag sangat membantu memperluas jaringan dan akses ekspor mereka.
Dalam kunjungan ke PT Karya Tangan Indah (John Hardy), Mendag meninjau langsung proses produksi perhiasan perak Bali. Bali saat ini merupakan provinsi pengekspor perhiasan perak terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi mencapai 30,93% dari total ekspor nasional.
Baca juga: Ekspor Sarung Tangan Indonesia Capai Rp670 Juta
Amerika Serikat, Singapura, dan Jerman menjadi tiga negara utama tujuan ekspor produk perhiasan perak dari Bali. Di tingkat nasional, Jepang menjadi pasar terbesar dengan nilai ekspor mencapai USD 50,5 juta pada 2024.
Melalui sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha, diharapkan ekspor UMKM Bali dapat terus tumbuh dan memperkuat struktur ekonomi nasional berbasis ekspor yang inklusif dan berdaya saing tinggi.