Tangerang, 25 Juli 2025 – Dalam rangka mendukung transisi energi nasional dan pengembangan energi bersih di Indonesia, PT Patra Drilling Contractor (PDC) menjalin kerja sama strategis dengan PT Huawei Tech Investment (HTI) untuk mempromosikan pemanfaatan teknologi Photovoltaic (PV) Microgrid dan Digital Power di sektor industri minyak dan gas (migas).
Kolaborasi ini dikukuhkan melalui penandatanganan Amandemen Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama PDC, Faried Iskandar Dozyn, dan Head of Digital Power Business Unit Huawei, Mr. Jin Song, yang dilaksanakan di PDC Tower, Jakarta, pada Selasa, 22 Juli 2025.
Baca juga: Penjualan UMKM Melonjak, Produk Daur Ulang Kertas Banyuasin Tembus Pasar Digital
Faried menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk nyata komitmen PDC dalam mendorong penggunaan energi terbarukan di lingkungan industri migas, khususnya di area operasi yang masih mengandalkan diesel generator.
“Penggunaan PV microgrid dan digital power merupakan kontribusi nyata kami bersama Huawei untuk menciptakan industri migas yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Faried.
PV microgrid atau microgrid tenaga surya adalah sistem kelistrikan mandiri yang menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama. Sistem ini terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, penyimpanan energi (baterai), dan sistem beban, yang dikelola secara lokal. PV microgrid dapat bekerja secara on-grid maupun off-grid (islanded), sangat ideal untuk daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik PLN.
Sementara itu, digital power merupakan teknologi berbasis digital yang mengoptimalkan pengelolaan daya, meningkatkan efisiensi, dan meminimalkan kehilangan energi.
Baca juga: Dari Gmail hingga QRIS, Mahasiswa IPB Dampingi UMKM Leuwimekar Go-Digital
Faried menyampaikan bahwa Huawei Tech Investment dipilih sebagai mitra karena keunggulan teknologinya. Produk unggulan seperti Smart String Inverter dan Grid Forming ESS Platform Huawei telah mendapatkan sertifikasi tertinggi dari TUV Rheinland, menjadikannya teknologi pertama di dunia dengan standar keamanan tertinggi.
Kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam mendukung net zero emission, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta energi hijau global, terutama di sektor migas yang selama ini dikenal sebagai penyumbang emisi karbon terbesar.