Transisi Energi dan Pengelolaan Sampah Jadi Sorotan di Forum Young on Top 2025

Tangerang, 21 Juli 2025 – Forum Young on Top 2025 menjadi ajang diskusi penting yang mempertemukan empat tokoh lintas sektor untuk berbicara tentang masa depan energi dan lingkungan Indonesia. Dalam diskusi bertemakan transisi energi dan pengelolaan sampah, para pembicara sepakat bahwa perubahan sistemik yang menyeluruh harus dimulai dari kebijakan yang kuat, pemanfaatan teknologi yang tepat, hingga kesadaran dan aksi individu yang nyata.

Direktur Manajemen Risiko PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) Arief Kurnia Risdianto mengungkapkan bahwa PGN memiliki peran vital dalam sistem energi nasional, khususnya dalam distribusi gas bumi ke berbagai sektor, mulai dari pembangkit listrik hingga rumah tangga. Arief menekankan bahwa PGN berkomitmen untuk memenuhi semua persyaratan dan standar yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM demi mendukung transisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Produk Ramah Lingkungan Jadi Fokus Pemda DIY untuk Ciptakan Ekonomi Berkelanjutan

“PGN terus berupaya untuk memenuhi standar energi yang ditetapkan Kementerian ESDM dan mendukung implementasi energi baru terbarukan (EBT),” ujar Arief dalam kesempatan tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri ESDM, Satya Hangga Yudha Widya Putra, menyampaikan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah fokus pada transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan dan gas bumi. Satya menegaskan, transisi energi ini menjadi agenda utama demi ketahanan energi nasional yang lebih berkelanjutan.

“Kami terus berupaya mempercepat transisi ke energi terbarukan sebagai upaya untuk memastikan ketahanan energi, termasuk untuk kebutuhan listrik dan bahan bakar kendaraan,” jelas Satya.

Sementara itu, Bijaksana Juerasono, CEO Waste4Change dan pendiri Greeneration Indonesia, mengangkat isu krusial mengenai pengelolaan sampah di Indonesia. Menurutnya, pengelolaan sampah yang buruk menjadi tantangan besar bagi lingkungan Indonesia. Ia menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang waste-to-energy, yang diharapkan dapat diselesaikan pada akhir 2025. Perpres ini bertujuan untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya energi alternatif.

“Negara-negara maju sudah menganggap sampah sebagai sumber daya, dan penting untuk memiliki model bisnis yang tepat serta penegakan hukum yang konsisten untuk keberhasilan kebijakan ini,” ujar Bijaksana.

Selain itu, Nadine Chandrawinata, pendiri Seasoldier, mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya lingkungan hidup, terutama masalah sampah laut. Ia menegaskan bahwa meskipun sampah yang berakhir di laut sebagian besar berasal dari rumah tangga, solusi harus dimulai dari daratan. Nadine berharap bahwa langkah-langkah kecil namun konsisten dari individu dapat memberi dampak besar bagi keberlanjutan lingkungan.

“Sampah di laut sebagian besar berasal dari daratan, dan solusi seharusnya dimulai dari sana. Kita bisa mulai dengan langkah kecil yang menyenangkan,” pungkas Nadine.

Baca juga: KKN UNSIKA Bantu UMKM Karangreja Tingkatkan Daya Saing Lewat Digitalisasi

Diskusi yang berlangsung di Forum Young on Top 2025 ini mempertegas bahwa untuk mencapai energi hijau dan keberlanjutan lingkungan, kolaborasi antara kebijakan yang tepat, teknologi inovatif, serta kesadaran individu sangat penting. Masyarakat dan generasi muda harus lebih peduli dan terlibat dalam menjaga kelestarian alam dan mendorong transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

“Perubahan bisa dimulai dari siapa saja, tak harus dari posisi puncak. Proses kecil yang konsisten bisa membangun sebuah perubahan besar,” tambah Satya Hangga Yudha.

Dengan sinergi ini, harapan besar akan masa depan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan semakin terlihat nyata.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img