Tangerang, 15 Juli 2025 – Dalam menghadapi tantangan industri nasional akibat gempuran produk impor dan tekanan ekonomi global, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat struktur industri dalam negeri melalui koordinasi lintas kementerian dan penerapan teknologi ramah lingkungan. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam lawatannya ke Jepang pada Jumat (11/5).
Dalam kunjungan tersebut, Menperin bertemu dengan perwakilan perusahaan asal Jepang, Asahi Glass Co. (AGC), yang juga menyuarakan kekhawatiran terhadap maraknya produk impor kimia, khususnya PVC, yang membanjiri pasar domestik. AGC berharap pemerintah Indonesia dapat segera merespons kondisi ini guna melindungi industri dalam negeri yang terdampak.
Baca juga: Lindungi Konsumen Pemerintah Awasi Takaran BBM dan Gas Lebih Ketat
“Kami menyadari bahwa banyak kebijakan strategis yang mempengaruhi daya saing industri berada di luar kewenangan Kemenperin. Oleh karena itu, kami terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dalam mengatur harga gas industri, pengendalian impor, dan pemberian insentif fiskal,” ujar Menperin.
Untuk memperkuat industri bahan kimia dalam negeri, Kemenperin tengah mengakselerasi transformasi industri kimia agar lebih inovatif dan kompetitif. Selain itu, Menperin juga menegaskan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi karbon di sektor industri sebagai bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2050.
Pada kesempatan yang sama, Menperin meminta AGC sebagai investor di sektor petrokimia dan kaca lembaran melalui PT Asahimas Chemical dan PT Asahimas Flat Glass untuk lebih aktif dalam menurunkan emisi karbon. Kedua perusahaan tersebut diketahui masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi utama.
Sebagai solusi, Kemenperin mendorong penerapan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU). Teknologi ini memungkinkan penangkapan dan pemanfaatan karbon dioksida dari proses industri menjadi produk bernilai ekonomis, yang dinilai lebih efisien daripada teknologi penyimpanan karbon (CCS).
Baca juga: Program KOPLING Jadi Ruang Baru Promosi UMKM di Jakarta dan Bogor
Kemenperin juga telah bekerja sama dengan perusahaan teknologi emisi internasional, UWin Resources Regeneration Inc., untuk mempercepat adopsi teknologi CCU dan Carbon Capture and Industrial Emission Reduction (CCIER) di Indonesia.
Langkah strategis ini diharapkan mampu menjawab tantangan impor produk kimia dan sekaligus mewujudkan transformasi industri nasional yang mandiri, hijau, dan berkelanjutan.