Siswadhi Pranoto Loe: Green Logistics Jadi Kebutuhan Mendesak, Emisi Karbon Logistik Indonesia Sentuh 22%

Jakarta —  Siswadhi Pranoto Loe seorang pengusaha logistik di Indonesia menyampaikan sektor logistik Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam hal keberlanjutan. Data tahun 2023 mencatat emisi karbon dari aktivitas transportasi barang mencapai 149,5 juta ton CO₂, setara dengan 22% dari total emisi nasional. Siswadhi Pranoto Loe, pakar di bidang logistik dan transformasi digital, menegaskan bahwa pendekatan ramah lingkungan dalam logistik tak bisa lagi ditunda.

“Jejak karbon logistik kita sangat besar. Kita butuh langkah nyata seperti optimasi rute, pemanfaatan kendaraan rendah emisi, dan penerapan teknologi digital agar bisa mengurangi emisi sekaligus efisiensi biaya,” ujarnya.

Berdasarkan laporan Asian Transport Observatory 2024, sektor transportasi menyumbang sekitar 90% dari total emisi CO₂ transportasi di Indonesia. Artinya, inisiatif pengurangan emisi harus difokuskan pada logistik sebagai tulang punggung pergerakan barang.

Siswadhi menambahkan bahwa tanpa intervensi, emisi dari sektor logistik diprediksi melonjak hingga 80% pada tahun 2030. Studi akademik yang dikutipnya menyebutkan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif, pengurangan kendaraan kosong, dan digitalisasi rute adalah kunci untuk mencegah lonjakan tersebut.

Ia juga menekankan pentingnya adopsi teknologi seperti algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk merancang rute pengiriman yang lebih efisien, sekaligus mengurangi kendaraan menganggur. “Kendaraan listrik dan biofuel untuk distribusi jarak pendek harus mulai diadopsi. Ini bukan sekadar opsi, melainkan tuntutan untuk tetap kompetitif di pasar global yang semakin ketat terhadap standar lingkungan,” jelasnya.

Dari sisi regulasi, Siswadhi mendesak pemerintah mempercepat kebijakan seperti pajak karbon dan pemberian insentif untuk penggunaan kendaraan ramah lingkungan dalam sektor logistik. Pasar global juga sudah menunjukkan arah yang jelas; survei Nielsen 2023 menunjukkan bahwa 73% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk dari rantai pasok yang berkelanjutan.

Siswadhi percaya bahwa integrasi antara efisiensi operasional dan kepedulian lingkungan akan menciptakan ekosistem logistik yang lebih unggul. “Jika green logistics diposisikan sebagai strategi bisnis, bukan beban tambahan, maka manfaatnya akan terasa oleh seluruh pihak — mulai dari pelaku usaha hingga konsumen, bahkan lingkungan,” pungkasnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img