Tangerang, 26 Juni 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kontribusi sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki terhadap perekonomian nasional. Pada triwulan I tahun 2025, sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 6,95 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar 5,90 persen.
Tak hanya itu, kinerja ekspor juga menunjukkan tren positif. Sepanjang Januari hingga Maret 2025, nilai ekspor sektor ini mencapai USD2,26 miliar atau meningkat 12,25 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Proyeksi pertumbuhan sektor ini untuk 2025 diperkirakan mencapai 6,5 persen, didorong oleh permintaan pasar global dan kebijakan hilirisasi industri dalam negeri,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi.
Baca juga: Pemda Didorong Aktif Salurkan KUR untuk UMKM Baru
Salah satu wilayah potensial dalam pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) kulit adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terutama di Bantul dan Keparakan. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku IKM setempat, seperti keterbatasan keterampilan teknis, peralatan produksi yang belum modern, serta keterbatasan akses pasar.
Menjawab tantangan tersebut, Kemenperin melalui Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet dan Plastik (BBSPJIKKP) Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar Pelatihan Teknik Produksi bagi 40 pelaku IKM Kulit. Kegiatan ini berlangsung dari 2 hingga 23 Juni 2025 dan difasilitasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Kemenperin.
Pelatihan dilakukan secara tatap muka dengan kombinasi teori (30 persen) dan praktik langsung (70 persen). Materi pelatihan mencakup pemilihan bahan kulit, teknik produksi efisien, pengendalian mutu, hingga pengenalan teknologi tepat guna. Setelah pelatihan, peserta juga mengikuti sertifikasi kompetensi berdasarkan SKKNI yang relevan.
Baca juga: Kemenperin Dorong Industri Alsintan Majukan Pertanian
Kepala BBSPJIKKP, Hagung Eko Pawoko, menegaskan pentingnya pelatihan ini dalam meningkatkan daya saing produk lokal. “Dengan peningkatan keterampilan teknis dan sertifikasi, IKM kulit DIY diharapkan mampu menghasilkan produk berkualitas yang bersaing di pasar domestik maupun ekspor,” ujarnya.
Pelatihan ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan balai pelatihan untuk memperkuat sektor IKM kulit nasional. Harapannya, produk kulit dari Yogyakarta semakin dikenal luas karena kualitas, desain, dan inovasi yang unggul.