Tangerang, 28 Juni 2025 – Batik sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO sejak 2009, terus membuktikan eksistensinya sebagai motor penggerak ekonomi nasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) resmi meluncurkan rangkaian kegiatan Hari Batik Nasional (HBN) 2025 dengan mengangkat tema “Bangga Berbatik”, yang berfokus pada inovasi dan teknologi untuk pengembangan industri batik yang berkelanjutan.
Dalam acara Kick-Off HBN 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (25/6), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya peran batik dalam identitas nasional dan potensi pasarnya, terutama di kalangan generasi muda.
Baca juga: Kapal MT HAI XIANG 19 Angkut CPO Aceh Menuju India
“Batik kini bukan hanya pakaian seremonial, tetapi menjadi simbol kebanggaan dan gaya hidup generasi muda. Ini peluang besar untuk memperkuat pasar domestik dan ekspor melalui inovasi desain, peningkatan kualitas, serta adopsi teknologi,” ujar Agus.
Kinerja ekspor batik pada triwulan I tahun 2025 mencatat kenaikan signifikan sebesar USD7,63 juta, naik 76,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Industri batik Indonesia saat ini terdiri dari sekitar 5.946 unit usaha dan 200 sentra IKM di 11 provinsi.
Kemenperin mendorong transformasi industri batik melalui penerapan teknologi seperti kompor listrik batik, pengolah limbah cair skala kecil, mesin batik digital, hingga ERP (Enterprise Resource Planning) untuk manajemen rantai pasok. Contoh sukses seperti IKM Batik Butimo dan startup Runsystem dinilai menjadi bukti bahwa teknologi mampu meningkatkan efisiensi tanpa menghilangkan nilai tradisional batik.
Namun, adopsi teknologi masih menghadapi tantangan, seperti minimnya akses dan rendahnya kesadaran pelaku usaha. Untuk itu, Kemenperin dan YBI menjadikan inovasi sebagai tema utama perayaan HBN 2025 guna memperkuat daya saing global industri batik.
Puncak perayaan akan digelar pada 30 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta. Kegiatan ini mencakup pameran Gelar Batik Nusantara, webinar digitalisasi dan pasar Gen-Z, serta pelatihan batik dan ISO untuk pelaku IKM.
Salah satu sorotan utama tahun ini adalah penetapan Batik Tulis Merawit Cirebon sebagai ikon GBN dan HBN 2025. Batik khas ini telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis dari Kementerian Hukum dan HAM pada November 2024, menjadikannya batik keenam yang dilindungi secara resmi di Indonesia dan yang pertama dari Kabupaten Cirebon.
“Kami harap pencapaian ini membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat Cirebon, khususnya di Sentra Batik Trusmi,” ungkap Dirjen IKMA, Reni Yanita.
Baca juga: Pelatihan IKM Kulit DIY Dongkrak Kualitas Produk Lokal
Selain itu, IKEA akan menampilkan koleksi batik Nusantara dari berbagai daerah di gerainya sebagai bagian dari kampanye promosi nasional. Kemenperin juga terus menjalankan program pendukung lain seperti restrukturisasi mesin, fasilitasi pameran, hingga penumbuhan wirausaha baru di sektor batik.
“Perayaan Hari Batik Nasional bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi ruang kolaborasi untuk mewujudkan industri batik yang lestari secara budaya, ramah lingkungan, dan kompetitif secara global,” tutup Reni.