CEO Talk 2025 Soroti Peluang dan Tantangan Perdagangan Digital

Tangerang, 21 Juni 2025 – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha guna membangun ekosistem perdagangan barang dan jasa berbasis teknologi yang tangguh di Indonesia. Hal ini disampaikan Wamendag Roro saat menjadi pembicara utama secara daring dalam ajang CEO Talk 2025 bertema “Lesson Learned 2025: Perdagangan dan Jasa Berbasis Teknologi” yang digelar di Surabaya, Kamis (19/6).

“Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menghadirkan inovasi, mempercepat adopsi teknologi, dan membuka akses yang lebih luas bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk berpartisipasi dalam perdagangan digital,” ujar Wamendag Roro.

Baca juga: UMKM Indonesia Catat Transaksi Rp11 Triliun Lewat Business Matching

Menurutnya, ekosistem perdagangan digital harus dibangun dengan regulasi yang adaptif dan perlindungan konsumen yang kuat, serta mampu meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun global. Pemerintah telah menetapkan langkah konkret melalui Perpres No. 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), yang diperkuat oleh Permendag No. 31 Tahun 2023. Kedua regulasi ini dirancang untuk menciptakan lingkungan perdagangan digital yang adil, sehat, dan inklusif.

Wamendag juga mengungkapkan bahwa ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai nilai USD 90 miliar pada 2024, atau sekitar 34 persen dari total ekonomi digital ASEAN. Sektor PMSE mencatat kontribusi terbesar dengan transaksi mencapai Rp512 triliun, tumbuh 12,77 persen (YoY). Selain itu, jumlah pengguna platform PMSE diperkirakan mencapai 65,65 juta orang, naik 12 persen dari tahun sebelumnya.

UMKM juga menunjukkan pertumbuhan signifikan di sektor digital. Berdasarkan data BPS, pelaku UMKM yang berjualan secara online meningkat dari 28,75 persen pada 2022 menjadi 37,79 persen pada 2023. Meski demikian, tantangan seperti akses pasar, permodalan, dan literasi digital masih menjadi kendala.

Sebagai solusi, Kemendag terus menggencarkan edukasi, pelatihan, dan pendampingan digital. Wamendag juga menekankan tiga program strategis untuk memperkuat perdagangan nasional, yakni pengamanan pasar domestik, perluasan pasar ekspor, dan program UMKM BISA Ekspor.

Dalam periode Januari–Mei 2025, Kemendag melalui perwakilan dagang di 33 negara telah memfasilitasi 296 sesi penjajakan bisnis (business matching) yang mencatat nilai transaksi mencapai USD 68,65 juta atau setara Rp1,1 triliun—naik 19,16 persen dari periode sebelumnya.

Baca juga: Skema Holding UMKM Jadi Strategi Baru Perkuat Ekosistem Usaha

Pada Mei 2025, sebanyak 50 kegiatan business matching diselenggarakan, melibatkan 119 UMKM dari berbagai sektor. Produk yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari fesyen, makanan olahan, hingga belalang goreng. Lebih dari 17 buyer internasional turut hadir, mencerminkan kepercayaan terhadap produk lokal Indonesia.

Wamendag Roro menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi. “Transformasi digital hanya bisa dicapai melalui kerja sama kolektif, demi mendorong UMKM Indonesia naik kelas dan siap bersaing di pasar global.”

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img