Tangerang, 14 Juni 2025 – Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk halal diiringi dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten dalam proses sertifikasi halal. Menjawab tantangan ini, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), melalui Badan Pendamping Sertifikasi Halal (BPSH), menyelenggarakan Seminar dan Pelatihan Produk Halal Batch 3.
Acara pelatihan yang berlangsung secara hybrid ini dipusatkan di KAHMI Center, Jakarta Selatan, Rabu (11/06/2025), dengan diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan ini merupakan langkah konkret untuk mencetak pendamping proses produk halal (P3H) bersertifikat yang dapat mendampingi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dalam proses sertifikasi halal secara mandiri atau self-declare.
Baca juga: Keamanan Data Aeva Diakui Lewat Sertifikasi TISAX AL2
Wakil Kepala BPJPH, Afriansyah Noor, menekankan pentingnya program ini dalam mendukung transformasi halal nasional. Ia mengapresiasi peran strategis KAHMI dan jaringannya dalam memperluas layanan halal di Indonesia.
“KAHMI punya jaringan di 38 kabupaten/kota. Ini potensi besar. Lewat pelatihan ini, KAHMI berkontribusi langsung pada penguatan ekosistem halal nasional,” ujarnya.
Afriansyah juga menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh hanya puas sebagai konsumen produk halal dari luar, namun juga harus mampu menjadi produsen dan pusat distribusi halal global.
“Kita telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 50 negara, tetapi yang utama adalah menjamin produk yang kita konsumsi halal dan berkualitas,” lanjutnya.
Ketua BPSH MN KAHMI, Rudi Sahabuddin, menjelaskan bahwa pelatihan Batch 3 ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KAHMI untuk mendukung program strategis pemerintah dalam menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia.
“Kita latih 120 peserta dari berbagai daerah. Secara keseluruhan, sudah hampir 500 orang kita fasilitasi untuk menjadi pendamping halal yang kredibel,” ungkapnya.
Baca juga: 100 UMKM di Muba Daftar Merek Secara Gratis
Rudi juga menyampaikan bahwa alumni HMI yang tergabung dalam KAHMI memiliki sumber daya manusia unggulan — mulai dari akademisi, praktisi, hingga aktivis — yang siap bersinergi dengan pemerintah dalam pengembangan industri halal nasional.
Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam terkait regulasi halal, alur proses sertifikasi halal, hingga simulasi pendampingan langsung kepada UMK.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Indonesia tidak hanya menambah jumlah tenaga pendamping halal, tetapi juga memperkuat fondasi menuju kemandirian industri halal. Ini adalah bagian dari lompatan besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi halal global.