Tangerang, 2 Juni 2025 – Dalam dunia usaha yang terus bergerak dinamis, pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dihadapkan pada tantangan besar dalam menentukan strategi harga. Persaingan yang ketat, perubahan perilaku konsumen, hingga fluktuasi biaya produksi menjadi faktor-faktor yang membuat penentuan harga bukan perkara mudah. Namun, justru di sinilah letak krusialnya peran strategi harga yang tepat agar UKM tetap kompetitif di pasar.
Harga bukan sekadar angka yang ditempelkan pada sebuah produk. Ia mencerminkan nilai, persepsi kualitas, serta posisi usaha di mata konsumen. Menetapkan harga terlalu tinggi dapat membuat produk tersisih dari pasar. Sebaliknya, menetapkan harga terlalu rendah bisa menggerus margin keuntungan dan membuat bisnis tidak berkelanjutan.
Harga berbasis nilai
Salah satu pendekatan yang banyak diterapkan UKM adalah strategi harga berbasis nilai (value-based pricing). Dalam pendekatan ini, harga ditentukan berdasarkan persepsi konsumen terhadap manfaat produk, bukan semata biaya produksi. Misalnya, produk kerajinan tangan berbahan alami yang dikemas dengan cerita lokal dapat dijual dengan harga lebih tinggi karena memiliki nilai emosional dan keunikan.
Selain itu, penting pula bagi pelaku UKM untuk memahami struktur biaya mereka secara rinci. Dengan mengenali biaya tetap dan variabel, pelaku usaha dapat menghitung titik impas (break-even point) dan menentukan margin yang realistis. Pengetahuan ini menjadi dasar dalam merancang promosi harga seperti diskon, bundling produk, atau sistem paket hemat yang tetap menguntungkan.
Baca juga:Â Inovasi Produk sebagai Kunci Keberlangsungan UKM
Fleksibilitas juga menjadi kata kunci. Harga tidak harus bersifat kaku, tetapi dapat disesuaikan dengan segmen pasar, musim, atau lokasi penjualan. UKM yang menjual secara daring, misalnya, bisa menawarkan harga promo pada periode tertentu untuk meningkatkan kunjungan toko dan loyalitas konsumen.
Transparansi juga berperan penting dalam strategi harga. Konsumen saat ini tidak hanya melihat harga akhir, tetapi juga mempertimbangkan faktor etika usaha. UKM yang secara terbuka menyampaikan asal bahan baku, proses produksi, hingga kontribusi sosial, sering kali mendapatkan tempat khusus di hati pembeli—meski harganya sedikit lebih tinggi dari produk sejenis.
Memahami Struktur Biaya Sebelum Menentukan Harga
Menentukan harga jual produk bukan sekadar memasang angka yang terlihat menarik. Bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pemahaman menyeluruh terhadap struktur biaya merupakan langkah fundamental yang tidak bisa diabaikan. Tanpa pemahaman ini, harga yang ditetapkan bisa berisiko terlalu rendah hingga merugikan usaha, atau terlalu tinggi hingga tidak kompetitif.
Tak kalah penting, pelaku UKM harus rajin melakukan riset pasar. Memantau harga kompetitor, tren belanja konsumen, serta perkembangan teknologi pembayaran dapat memberikan wawasan untuk menyusun strategi harga yang adaptif. Platform digital dan e-commerce kini menyediakan banyak data yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan analisis.
Pemerintah dan lembaga pendamping juga memiliki peran strategis dalam mendukung UKM menetapkan harga yang sehat dan kompetitif. Melalui pelatihan, pendampingan bisnis, hingga akses ke sistem informasi pasar, UKM dapat meningkatkan kapasitas dalam membuat keputusan harga yang lebih tepat.
Strategi harga yang baik bukan hanya soal menekan angka serendah mungkin, melainkan tentang menciptakan keseimbangan antara daya beli konsumen dan kelangsungan usaha. Dalam lanskap bisnis yang makin terbuka dan kompetitif, UKM yang mampu menetapkan harga secara cerdas akan lebih siap bersaing dan bertumbuh secara berkelanjutan.