Emisi Industri Bisa Capai 74,5 Persen, WRI Dorong Percepatan Dekarbonisasi

Tangerang, 28 Mei 2025 – World Research Institute (WRI) Indonesia mengungkapkan bahwa aktivitas industri memberikan kontribusi langsung sebesar 34 persen terhadap total emisi karbon nasional. Angka ini berpotensi melonjak hingga 74,5 persen jika memasukkan emisi tidak langsung yang terkait dengan kegiatan industri, seperti perubahan penggunaan lahan. WRI dorong percepatan dekarbonisasi.

Engagement Managing WRI Indonesia, Arif Utomo, menyatakan bahwa emisi langsung tersebut berasal dari berbagai aktivitas industri, mulai dari penggunaan energi, proses manufaktur, hingga pengolahan limbah. “Kontribusi direct emission dari proses manufaktur mencapai 34 persen, berasal dari lanskap industri yang beragam,” kata Arif dalam diskusi media di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Baca juga: Hijaukan Kota dan Tingkatkan Pendapatan, Pusri Gelar Pelatihan Urban Farming di Palembang

Lebih jauh, Arif menjelaskan bahwa apabila memasukkan kontribusi emisi tidak langsung termasuk perubahan lahan akibat ekspansi industri dan berbagai lini operasional angka tersebut bisa meningkat drastis hingga 74,5 persen. “Ini menunjukkan bahwa sektor industri memiliki peran signifikan dalam emisi karbon nasional,” ujarnya.

Melihat tingginya kontribusi emisi dari sektor industri, WRI Indonesia menegaskan pentingnya melakukan dekarbonisasi, yakni upaya pengurangan emisi karbon dari aktivitas perusahaan. “Jika industri bisa mengurangi emisinya, dampak positifnya akan terasa pula pada pola konsumsi masyarakat secara luas,” ujar Arif.

Namun, WRI mencatat sejumlah tantangan dalam proses transisi energi di sektor industri, salah satunya adalah kurangnya pemahaman mengenai pembiayaan iklim (climate financing). Dari survei terhadap 22 perusahaan, 54 persen mengaku belum memahami dengan baik mekanisme pembiayaan iklim ini.

“Masih banyak pelaku industri yang belum mengetahui bagaimana mengakses pembiayaan untuk mendukung transisi energi mereka,” ujar Arif.

Selain itu, WRI menilai kebijakan pemerintah terkait transisi energi di sektor industri masih belum memadai. Panduan yang jelas untuk industri agar dapat beralih ke energi rendah karbon juga masih minim. “Kebijakan yang ada belum cukup mendorong dan memfasilitasi transisi di industri,” kata Arif.

Baca juga: UKM di Masa Krisis: Strategi Bertahan dan Bangkit

WRI Indonesia kini menjadi bagian dari Climate Solution Partnership (CSP), bekerja sama dengan HSBC dan WWF untuk mendukung percepatan transisi energi di sektor industri, termasuk dalam aspek pembiayaan.

Dengan kontribusi besar emisi dari sektor industri, kebutuhan untuk mempercepat dekarbonisasi menjadi semakin mendesak guna mendukung target pengurangan emisi nasional dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img