Tangerang, 22 Mei 2025 – Di era transformasi digital dan ekonomi berbasis inovasi, keberadaan wirausaha muda yang menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan mutlak bagi pembangunan ekonomi nasional. Menyadari hal ini, pemerintah melalui Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menginisiasi berbagai program strategis guna mencetak generasi wirausahawan baru yang tidak hanya adaptif, tetapi juga memiliki daya saing global.
Salah satu inisiatif tersebut adalah program Entrepreneur Hub, yang baru saja diluncurkan secara terpadu di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada Rabu (14/5). Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, hadir langsung dalam kegiatan ini dan menyampaikan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi.
Baca juga: Program MBG Buka Akses Pasar Baru bagi UMKM Lokal
“Mahasiswa saat ini tidak cukup hanya menjadi calon sarjana, tetapi juga harus dipersiapkan sebagai calon pelaku ekonomi masa depan,” ujar Helvi dalam sambutannya. Ia menambahkan bahwa Entrepreneur Hub menjadi ruang temu yang penting untuk memperkuat sinergi antar aktor dalam ekosistem bisnis, terutama bagi wirausaha pemula yang berbasis riset dan inovasi.
Program ini juga menyoroti pentingnya pemanfaatan IPTEK dalam mengembangkan potensi lokal, seperti komoditas unggulan gambir yang berasal dari Sumatera Barat. Dengan pendekatan riset dan digitalisasi, gambir dinilai bisa memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan dan berdaya saing global.
Melalui kolaborasi dengan Kementerian UMKM, Universitas Andalas dinilai memiliki peran strategis dalam menjembatani dunia akademik dengan dunia bisnis. Program riset dan inkubasi yang berjalan di kampus ini menjadi salah satu motor penggerak hilirisasi produk lokal. “Digitalisasi adalah keniscayaan. Ini bukan hanya alat, tetapi strategi untuk memperluas akses pasar dari lokal hingga global,” tambahnya.
Salah satu contoh nyata potensi lokal yang bisa dikembangkan adalah komoditas gambir. Berdasarkan data Balitbangtan dan Kementerian Pertanian, 80–90 persen produksi gambir Indonesia berasal dari Sumatera Barat, dengan nilai ekspor mencapai 39 juta dolar AS pada 2023. Dengan pendekatan riset dan teknologi, Wamen UMKM meyakini nilai tambah gambir bisa meningkat hingga 5–10 kali lipat melalui proses hilirisasi.
Baca juga: Industri Kosmetik Harus Bersertifikat Halal 2026
Rektor Universitas Andalas, Prof. Efa Yonnedi, menyambut positif dukungan dari Kementerian UMKM. Ia menjelaskan bahwa universitas tengah mengembangkan Saint Techno Park sebagai pusat riset dan inkubasi bisnis untuk mendukung semangat kewirausahaan mahasiswa.
Melalui sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pelaku usaha, diharapkan ekosistem kewirausahaan berbasis IPTEK dapat berkembang pesat di Indonesia, menjadikan anak muda sebagai motor penggerak ekonomi digital dan berkelanjutan.