Tangerang, 22 Mei 2025 – Industri pengolahan kopi nasional terus menunjukkan performa positif dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan sektor agroindustri di Indonesia. Sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam membangun rantai industri kopi dari hulu hingga hilir.
Pada tahun 2024, produksi kopi olahan nasional tercatat mencapai 1,04 juta ton dengan tingkat utilisasi mencapai 77 persen. Kinerja ekspor pun mengesankan, dengan volume mencapai 196,8 ribu ton senilai USD661,9 juta. Angka ini menjadi bukti bahwa industri kopi Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional.
Baca juga: Peran Gen Z dalam Mendorong UKM Berbasis Kreativitas
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan bahwa kopi Indonesia memiliki keunikan cita rasa yang berasal dari keragaman daerah, ketinggian, serta karakter tanah. “Namun, pangsa pasar kopi Indonesia di berbagai negara masih kecil. Oleh karena itu, inovasi dan peningkatan kualitas harus terus dilakukan,” ujar Faisol di Jakarta, Senin (19/5).
Indonesia saat ini memiliki 54 jenis kopi dengan Sertifikat Indikasi Geografis (IG), yang menjadi kekuatan dalam membangun brand kopi nasional. Sertifikasi ini menjadi instrumen penting dalam strategi premiumisasi produk kopi olahan lokal.
Di tingkat hilir, konsumsi kopi nasional telah mencapai 288 ribu ton atau 1,03 kg per kapita. Sementara itu, tren pasar kopi Indonesia diprediksi tumbuh sebesar 3,61% sepanjang 2024–2029. Hal ini membuka peluang investasi di sektor kopi kekinian seperti kopi kapsul, kopi celup, kopi RTD (Ready to Drink), serta produk turunan seperti sirup dan permen kopi.
Kemenperin juga mencatat lonjakan jumlah kedai kopi dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan antusiasme Gen-Z dan milenial terhadap budaya konsumsi kopi. Generasi muda ini menjadi kunci utama pendorong pertumbuhan industri kopi kekinian.
Sebagai bentuk pengakuan global, Indonesia akan menjadi tuan rumah World of Coffee 2025 pada 15–17 Mei 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). Acara ini akan menghadirkan lebih dari 400 jenama kopi dari berbagai negara dan diharapkan dapat mendorong industri kopi nasional naik kelas.
Baca juga: Membangun Branding yang Kuat untuk UKM
Guna mendukung pengembangan industri kopi, Kemenperin menggulirkan program strategis seperti pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), pendampingan transformasi industri 4.0, hingga pemberian insentif fiskal seperti super deduction tax dan restrukturisasi mesin untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Dengan dukungan ekosistem industri yang kuat dan berbagai inisiatif strategis, Indonesia optimistis dapat menjadi pemain utama dalam perdagangan kopi global dan memperkuat posisi sebagai pusat industri kopi terintegrasi dunia.