Tangerang, 21 Mei 2025 – Sektor kuliner terus menjadi pilar utama penggerak ekonomi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Namun, pelaku usaha kuliner menghadapi banyak tantangan. Persaingan sangat ketat. Harga bahan pokok sering berfluktuasi. Selain itu, selera konsumen berubah dengan cepat.
Lantas, bagaimana agar UKM kuliner tetap relevan dan berkelanjutan? Jawabannya terletak pada inovasi produk, efisiensi operasional, dan kedekatan dengan pelanggan. Menurut Survei Bank Indonesia tahun 2023, sebanyak 78 persen pelaku usaha makanan kecil yang bertahan lebih dari lima tahun secara aktif melakukan inovasi baik dari segi produk maupun pelayanan.
Baca juga: Membangun Branding yang Kuat untuk UKM
Salah satu contoh nyata datang dari “Pisang Nugget Babeh”, usaha camilan dari Tangerang milik Rizky Maulana. Mengangkat pisang sebagai bahan dasar, Rizky menyulapnya menjadi camilan kekinian dengan berbagai topping unik. “Kami fokus pada kecepatan pelayanan dan menjaga kualitas rasa meskipun varian terus bertambah,” ujarnya.
Berkat strategi ini, bisnisnya berhasil membuka dua cabang dalam dua tahun. Mereka juga aktif memasarkan produk lewat platform digital dan komunitas kuliner.
Kisah serupa datang dari “Sambal Bakar Mak Ijah” asal Yogyakarta. Dengan cita rasa lokal dan tren sambal pedas, pemilik usaha ini sukses membangun komunitas pelanggan loyal. Strateginya menggunakan storytelling di media sosial dan program stempel loyalitas.
Selain inovasi, pengelolaan operasional yang efisien sangat penting. Penggunaan teknologi seperti aplikasi kasir digital, sistem pemesanan online, dan pembukuan otomatis membantu UKM menekan biaya. Semua itu dilakukan tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Peran Pemerintah dalam Mendukung UKM Kuliner
Selain inovasi, pengelolaan operasional yang efisien menjadi faktor penting. Penggunaan teknologi seperti aplikasi kasir digital, sistem pemesanan online, dan pembukuan otomatis terbukti membantu UKM menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Baca juga: Industri Kosmetik Harus Bersertifikat Halal 2026
Dukungan pemerintah pun tak kalah penting. Melalui dinas koperasi dan UMKM, berbagai program pelatihan seperti sertifikasi halal, keamanan pangan, desain kemasan, hingga akses pembiayaan ringan terus digulirkan demi memperkuat daya saing UKM kuliner.
Dengan kombinasi pola pikir adaptif, inovasi produk, efisiensi manajemen, dan pemanfaatan teknologi, UKM kuliner Indonesia terus menunjukkan ketangguhannya di tengah tantangan. Mereka tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang dan membuka peluang baru di pasar yang terus berubah.