Tangerang, 06 Mei 2025 – Kabar membanggakan datang dari Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabul Ciptaku sukses melakukan ekspor perdana produk gula kelapa ke Hungaria dengan nilai mencapai USD 35.000 atau setara Rp586,4 juta, dengan volume pengiriman sebesar 18,5 ton. Ekspor ini dilepas langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto.
Menurut Mendag Budi Santoso, keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana produk desa dapat menembus pasar internasional. “BUMDes Kabul Ciptaku menginspirasi. Kami harap keberhasilan ini memotivasi BUMDes lain untuk menjajaki potensi ekspor yang besar,” ujarnya.
Baca juga: Dispora Tangerang Gandeng GeTI, Siapkan 1.000 Wirausaha Muda Siap Kerja dan Bisnis
Lebih lanjut, Mendag menyampaikan bahwa Kemendag menargetkan pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,1% demi mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Untuk mencapainya, pihaknya fokus pada tiga program utama: pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan UMKM melalui program UMKM BISA Ekspor. BUMDes Kabul Ciptaku disebut sebagai contoh nyata pelaksanaan program tersebut.
Mendes PDT Yandri Susanto menegaskan bahwa produk ekspor desa seperti gula kelapa memiliki nilai ekonomi tinggi jika berhasil menjangkau pasar global. Ia berharap kualitas tetap dijaga demi nama baik Indonesia. “Pemerintah akan bergerak sistematis agar produk desa memberi manfaat langsung ke masyarakat,” jelasnya.
Ekspor ini juga menjadi bukti kolaborasi kuat antara desa, pemerintah, dan dunia usaha. Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyebut bahwa ekspor ini adalah tonggak penting bagi kemajuan ekonomi desa. “BUMDes Kabul Ciptaku adalah bukti bahwa desa bisa mandiri, maju, dan menjadi pilar ekonomi bangsa,” ujarnya.
BUMDes Kabul Ciptaku bekerja sama dengan CV Java Agro Mandiri sebagai agregator ekspor ke Hungaria, Spanyol, Yunani, Australia, dan Afrika Selatan. Sejak 2021, agregator ini difasilitasi Kemendag melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Budapest untuk menjangkau buyer potensial.
BUMDes Kabul Ciptaku tidak hanya berfokus pada gula kelapa organik, tetapi juga mengelola unit usaha lain seperti air bersih, peternakan sapi, industri agro, dan agrowisata. Produk lain seperti madu klanceng, durian, dan kelengkeng juga menjadi andalan.
Dalam acara pelepasan ekspor ini, Kemendag juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan GP Ansor guna memperkuat kapasitas dan promosi pelaku usaha desa, sejalan dengan program Desa Bisa Ekspor.
Baca juga: Kredit UMKM Melambat OJK Siapkan Strategi Baru
Melalui program ini, 734 desa telah masuk dalam klaster siap ekspor dan dipromosikan melalui platform InaExport. Sementara itu, 1.598 desa lainnya akan didampingi agar bisa naik kelas menjadi desa ekspor. Pemerintah juga terus membangun ekosistem ekspor desa, dari SDM, logistik, hingga teknologi.
Keberhasilan BUMDes Kabul Ciptaku menjadi bukti nyata bahwa desa tidak hanya bisa mandiri, tetapi juga mampu menembus pasar global dan memperkuat perekonomian nasional.