Tangerang, 02 Mei 2025 — Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Wamenperin RI), Faisol Riza, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat transformasi industri hijau di Indonesia. Seruan tersebut disampaikan dalam pidatonya pada Forum Industri Hijau Nasional Tingkat Provinsi 2025 yang digelar di Bandung pada Rabu (30/4/2025).
Faisol mengungkapkan bahwa pengembangan industri hijau bukan hanya sebagai solusi untuk menghadapi krisis iklim, tetapi juga sebagai pilar penting untuk meningkatkan efisiensi produksi, menarik investasi ramah lingkungan, dan membuka peluang kerja berbasis ekonomi hijau. Menurutnya, industri hijau menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Indonesia lebih tangguh menghadapi tantangan global, terutama perubahan iklim.
Baca juga: PT PDC Luncurkan Aplikasi I-SPA untuk Meningkatkan Digitalisasi Pengadaan
“Perubahan iklim bukan hanya tantangan lingkungan, tapi momentum bagi kita membangun industri yang lebih tangguh. Pemerintah daerah punya peran yang sangat penting dalam implementasi langsung prinsip industri hijau di lapangan,” kata Faisol di hadapan para peserta forum.
Lebih lanjut, Wamenperin mengajak seluruh dinas perindustrian di daerah untuk mengintegrasikan prinsip industri hijau ke dalam Rencana Pembangunan Industri Daerah (RIPID). Ini sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang telah diterapkan di tingkat pusat. Faisol juga menekankan pentingnya penyediaan fasilitas dan insentif yang mendukung serta pelatihan SDM industri hijau yang kompeten.
Baca juga: SAPA UMKM, Super-Ekosistem Digital untuk UMKM Indonesia
Provinsi Jawa Barat menjadi contoh sukses penerapan prinsip industri hijau. Dengan kontribusi 37,1 persen terhadap industri nasional, provinsi ini tidak hanya berhasil meningkatkan ekspor hingga 27,14 miliar USD pada tahun 2022, tetapi juga berhasil menurunkan tingkat pengangguran menjadi 6,82 persen, lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Faisol mengapresiasi capaian tersebut sebagai bukti nyata bahwa industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan membawa dampak positif bagi ekonomi.
“Ini adalah bukti bahwa industrialisasi inklusif dan berkelanjutan memberi dampak nyata pada perekonomian dan masyarakat,” ujar Faisol.
Forum Industri Hijau 2025 ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan penguatan ekosistem industri hijau, memperluas adopsi teknologi rendah karbon, serta mengembangkan skema pembiayaan inovatif. Faisol menegaskan bahwa forum ini berperan penting sebagai motor penggerak menuju Indonesia yang kompetitif dan berkelanjutan, dengan harapan Indonesia dapat menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030.
Di akhir pidatonya, Wamenperin mengajak seluruh peserta, baik yang hadir langsung maupun daring, untuk bersinergi dalam mendorong masa depan industri nasional yang lebih hijau dan berdaya saing tinggi. “Mari kita bangun industri Indonesia yang kompetitif, berkelanjutan, dan hijau demi generasi masa depan,” tutupnya.
Forum Industri Hijau Nasional Tingkat Provinsi 2025 dihadiri oleh perwakilan pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri, akademisi, serta mitra pembangunan dari dalam dan luar negeri, sebagai langkah konkret untuk mendukung transisi energi dan pertumbuhan ekonomi hijau nasional.