Tangerang, 30 April 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem industri halal global. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri halal dunia. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Kick-Off Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025, Senin (28/4) di Jakarta.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kemenperin dan PT Dyandra Promosindo, sebagai langkah awal menuju pameran industri halal terbesar di Indonesia yang akan digelar pada 25–28 September 2025 di ICE BSD City, Tangerang.
Baca juga: Wamen UMKM Resmikan PLUT Sumatera Barat dan Luncurkan Mikronect
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan bahwa industri halal telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru secara global. “Dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam industri halal global,” ujarnya.
Halal Indo 2024 sebelumnya mencatatkan lebih dari 12 ribu pengunjung dan nilai transaksi mencapai Rp1,3 miliar. Tahun depan, Halal Indo 2025 menargetkan lebih dari 15 ribu pengunjung dari dalam dan luar negeri, serta partisipasi pelaku industri dari lebih dari 20 negara.
Mengusung tema “Where Halal Meets the World”, expo ini akan menghadirkan berbagai sektor industri halal seperti makanan dan minuman, tekstil dan fesyen muslim, farmasi, kosmetik, edukasi, dan pariwisata ramah Muslim. Halal Indo 2025 diharapkan menjadi platform strategis promosi produk halal unggulan Indonesia serta memperluas pasar ekspor.
Faisol juga menyoroti pencapaian industri halal nasional yang menyumbang pertumbuhan ekonomi 5,03% pada 2024, dengan nilai ekspor mencapai USD64,11 miliar. Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga Global Islamic Economy Indicator 2023/2024 setelah Malaysia dan Arab Saudi.
“Jika kita tidak memperkuat ekosistem dan infrastruktur halal, maka kita hanya akan menjadi pasar dari produk halal global. Kita harus menjadi produsen utama,” tegasnya.
Kemenperin juga terus mendorong pembangunan infrastruktur halal, sertifikasi, literasi, serta penghargaan melalui Indonesia Halal Industry Awards (IHYA). Perluasan pasar dilakukan melalui kerja sama internasional dan keikutsertaan dalam pameran global.
Baca juga: Transmart Kubu Raya Pontianak Tutup Permanen, Warga Rusuh Menjarah Barang dan Makanan
Dengan potensi industri halal global yang mencapai USD1,3 triliun, Indonesia dinilai memiliki momentum untuk memimpin panggung industri halal dunia. Faisol menekankan, pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal yang diatur dalam UU No. 33 Tahun 2024 harus dijadikan tantangan sekaligus peluang.
“Halal Indo bukan sekadar pameran, tapi momen transformasi industri halal nasional ke level internasional. Mari jadikan Indonesia kekuatan utama dalam rantai nilai industri halal global,” pungkas Faisol.