Digitalisasi UMKM Bali Baru 34%, Pemerintah Genjot Transformasi Digital

Tangerang, 29 April 2025 – Digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali masih menghadapi tantangan besar. Hingga Desember 2024, baru 34% dari total 448.434 yang telah masuk dalam ekosistem digital. Artinya, sekitar 66% pelaku usaha masih belum terdigitalisasi, baik dalam aspek keuangan maupun pemasaran.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Wayan Ekadina, mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat digitalisasi UMKM disebabkan oleh kurangnya pemahaman pelaku usaha, terutama usaha mikro, terhadap pentingnya transformasi digital. Sebagian besar pelaku UMKM masih mengandalkan metode pemasaran konvensional dan promosi dari mulut ke mulut.

Baca juga: BRI Dorong UMKM Go Digital Bersama LinkUMKM

“Khususnya di sektor kuliner skala mikro, masih banyak yang belum memanfaatkan media sosial atau platform digital lainnya untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pembayaran pun masih dominan menggunakan uang tunai, belum menggunakan QRIS atau metode pembayaran non-tunai lainnya,” jelas Eka, Senin (28/4/2025).

Pemerintah Provinsi Bali bersama Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM, serta stakeholder lainnya, terus berupaya mendorong percepatan digitalisasi UMKM melalui pelatihan dan edukasi. “Kami aktif melakukan pelatihan digitalisasi. Kementerian Ekonomi Kreatif juga siap mendukung penuh proses ini,” tambah Eka.

Baca juga: Target KUR 2025 Optimal Lewat Digitalisasi dan Business Matching

Menurut data klasifikasi UMKM per Desember 2023, dari total UMKM di Bali, sebanyak 395.612 merupakan usaha mikro, 36.837 usaha kecil, dan 6.932 usaha menengah. Mayoritas UMKM tersebut berada dalam sektor informal yang belum terstruktur dengan baik.

Direktur Konten Digital Kementerian Ekonomi Kreatif, Yuana Rochma Astuti, menyampaikan komitmennya untuk mendukung digitalisasi UMKM di Bali. “Kami siap membantu agar UMKM Bali bisa masuk ke ekosistem digital, minimal mendekati sempurna,” ujarnya.

Yuana menambahkan bahwa UMKM memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja hingga 97% di Indonesia, sehingga perlu mendapatkan dukungan maksimal. Pengalaman UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi menjadi bukti bahwa digitalisasi bisa menjadi kunci keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Digitalisasi UMKM menjadi agenda penting dalam memperkuat ekonomi Bali di tengah era digital. Dengan kolaborasi lintas sektor, diharapkan percepatan digitalisasi ini bisa segera terwujud untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan pelaku UMKM di Pulau Dewata.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img