Tangerang, 28 April 2025 – Di tengah meningkatnya kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan perubahan iklim, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mulai menemukan cara untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam sambil meningkatkan daya saing bisnis mereka. Inovasi produk ramah lingkungan kini bukan sekadar tren, tetapi telah menjadi kebutuhan strategis untuk memastikan kelangsungan usaha di masa depan.
Tren Inovasi Ramah Lingkungan di UMKM Indonesia
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (2023), sekitar 87,43 persen UMKM di Indonesia telah memanfaatkan internet untuk aktivitas bisnis mereka, termasuk dalam memasarkan produk ramah lingkungan. Namun, survei yang dilakukan oleh Katadata pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya sekitar 10 persen UMKM yang benar-benar berinovasi dalam mengintegrasikan keberlanjutan pada produk mereka. Meskipun demikian, banyak pelaku UMKM yang mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan guna meningkatkan daya saing dan memperluas pasar.
Baca juga: Batik Lawasan dan Bahan Daur Ulang, Inovasi Wastraloka yang Kini Tembus Pasar Ekspor
Strategi Inovasi Ramah Lingkungan untuk UMKM
Terdapat berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh UMKM untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan sekaligus memperkuat daya saing mereka. Beberapa di antaranya adalah:
- Penggunaan Bahan Baku Berkelanjutan
Menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang atau biodegradable, membantu mengurangi jejak karbon dan dampak pencemaran. Contohnya adalah penggunaan kemasan berbahan alami yang lebih ramah lingkungan. - Efisiensi Energi dalam Proses Produksi
Mengadopsi teknologi hemat energi dan ramah lingkungan dalam proses produksi dapat mengurangi biaya operasional dan jejak karbon, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi perusahaan. - Inovasi Kemasan Ramah Lingkungan
Kemasan ramah lingkungan yang inovatif tak hanya menarik perhatian konsumen tetapi juga mencerminkan identitas merek dan kualitas produk. Hal ini penting untuk menarik konsumen yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan. - Pemasaran Digital dan E-Commerce
Pemanfaatan teknologi pemasaran digital dan e-commerce dapat membantu UMKM menjangkau pasar yang lebih luas dan mempromosikan produk ramah lingkungan secara efektif. Pelatihan dan edukasi mengenai kemasan ramah lingkungan juga telah banyak dilakukan untuk meningkatkan kapasitas UMKM lokal. - Kolaborasi dan Kemitraan Strategis
Kerja sama dengan pemerintah, LSM, dan sektor swasta membuka akses UMKM kepada berbagai sumber daya, pelatihan, serta pasar baru. Program kemitraan dan sertifikasi organik yang disediakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM turut mendorong pertumbuhan UMKM hijau di Indonesia.
Tantangan dan Dukungan untuk UMKM
Meski banyak UMKM telah memulai langkah menuju keberlanjutan, mereka masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan modal, akses terhadap teknologi, dan kurangnya pengetahuan mengenai praktik ramah lingkungan. Untuk itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan dukungan melalui pelatihan, pendanaan, dan infrastruktur yang memadai agar adopsi praktik ramah lingkungan bisa semakin meluas di kalangan UMKM.
Baca juga: Menuju Indonesia Digital 2030, Kemenkomdigi Paparkan Rencana AI di CITCOM CONNEXT 2025
Inovasi produk ramah lingkungan bukan lagi menjadi pilihan, tetapi suatu keharusan bagi UMKM yang ingin bertahan dan berkembang di era yang semakin peduli terhadap keberlanjutan. Dengan mengadopsi strategi yang tepat, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan daya saing mereka, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan, menciptakan nilai sosial, dan memaksimalkan potensi bisnis dalam pasar global.
Langkah-langkah ini akan memberi manfaat jangka panjang bagi ekonomi Indonesia, memastikan UMKM tetap kompetitif sekaligus bertanggung jawab terhadap masa depan planet ini. Oleh karena itu, sudah saatnya UMKM Indonesia mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan ke dalam strategi bisnis mereka demi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.