Tangerang, 25 April 2025 – Kabar membanggakan datang dari dunia Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Tengah. UMKM Tirta Haring Borneo asal Palangkaraya berhasil menembus pasar ekspor internasional dengan produk unggulannya, ikan hias Botia (Chromobotia macracanthus bleeker). Ekspor perdana dilakukan ke Singapura dengan nilai transaksi mencapai 2.520 SGD atau sekitar Rp30 juta.
Ikan Botia, yang juga dikenal sebagai ikan badut Kalimantan, memiliki corak warna yang mencolok dan menarik perhatian pecinta ikan hias mancanegara, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Potensi pasar yang tinggi membuat ikan ini menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dari perairan Kalimantan.
Baca juga: UMKM Kilang Pertamina Tampil di Penerbangan Garuda
Pemilik Tirta Haring Borneo, Robertus Verico Tingkes, mengaku sempat pesimis bisa menjangkau pasar luar negeri karena keterbatasan infrastruktur di Palangkaraya. “Saya ragu karena Palangkaraya tidak memiliki pelabuhan atau bandara internasional. Rasanya ekspor itu sulit dan mahal,” ungkap Robertus.
Namun keraguan tersebut perlahan sirna setelah dirinya mendapatkan pendampingan dari Bea Cukai Palangkaraya melalui program Klinik Ekspor. Program ini menjadi wadah edukasi sekaligus pendampingan teknis untuk para pelaku UMKM yang ingin memasuki pasar ekspor.
“Dengan adanya program Klinik Ekspor, kami akhirnya bisa menembus pasar luar negeri. Ini bukti bahwa UMKM daerah juga bisa go global,” tambah Robertus penuh semangat.
Baca juga: ArchID 2025 ICE BSD Siap Jadi Magnet Pelaku Industri Kreatif
Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Palangkaraya, Nelly Friska Handayani, menjelaskan bahwa Klinik Ekspor merupakan bentuk komitmen Bea Cukai untuk mendorong potensi ekspor dari daerah. “Banyak UMKM yang memiliki produk berkualitas, namun terkendala akses dan informasi. Di sinilah peran Klinik Ekspor untuk membantu mereka lebih dekat dengan dunia ekspor,” jelas Nelly.
Kesuksesan Tirta Haring Borneo menjadi inspirasi bahwa dengan pendampingan yang tepat dan semangat yang kuat, UMKM daerah mampu menembus pasar internasional. Program seperti Klinik Ekspor diharapkan terus diperluas agar lebih banyak UMKM bisa mengikuti jejak sukses yang sama.