Industri Obat Bahan Alam Tumbuh Pesat Berkat Fasilitas Kemenperin

Tangerang, 19 April 2025 – Di tengah tekanan ekonomi global, industri obat bahan alam (OBA) Indonesia tetap mencatatkan kinerja yang mengesankan. Sepanjang tahun 2024, nilai ekspor industri OBA mencapai USD6,3 juta, menandakan tingginya daya saing produk lokal di pasar internasional. Sektor ini juga menunjukkan optimisme yang tinggi, tercermin dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2025 yang menempatkan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional (KBLI 21) sebagai sektor dengan nilai IKI tertinggi kedua dari 23 sektor industri pengolahan.

Komitmen pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan industri OBA guna mengurangi ketergantungan impor bahan baku farmasi. Salah satu langkah strategis adalah keterlibatan Kemenperin dalam Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko PMK No. 10 Tahun 2024.

Baca juga: UMKM Kayu Baragakai Sukses Ekspor ke Asia

Salah satu inisiatif unggulan datang dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK), unit teknis di bawah BSKJI Kemenperin. Deputi Kemenko PMK, Sukadiono, mengapresiasi kehadiran House of Wellness, fasilitas produksi obat bahan alam milik BBSPJIKFK yang fokus pada pengembangan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), termasuk fitofarmaka.

“Fasilitas ini sangat mendukung masuknya produk fitofarmaka ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” ujarnya saat kunjungan kerja, 15 April 2025.

Gedung BBSPJIKFK Jakarta dilengkapi teknologi modern empat lantai yang menunjang proses produksi OBA dari hulu ke hilir—mulai dari pengolahan simplisia, ekstraksi, hingga formulasi dan pengemasan—sesuai standar CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik).

Kepala BSKJI, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa fasilitas ini akan menjadi fondasi penting dalam mendorong kemandirian industri OBA nasional. Sementara itu, Kepala BBSPJIKFK, Siti Rohmah Siregar, mengungkapkan adanya penjajakan kerja sama operasional dengan PT Wiralab Analitika Solusindo untuk pemanfaatan House of Wellness, serta keterbukaan untuk kolaborasi lebih luas.

Lebih lanjut, BBSPJIKFK juga aktif sebagai anggota Jejaring Laboratorium Pengujian Obat Bahan Alam (JLPOBA), bersama BPOM, IPB, UGM, dan lainnya. Jejaring ini dibentuk untuk memperkuat pengawasan mutu produk OBA serta menjadi wadah pertukaran informasi antar laboratorium.

Baca juga: Pertamina Fasilitasi Sertifikasi UMKM Lewat Rumah BUMN

Menurut data BPOM hingga September 2024, terdapat lebih dari 15.000 produk jamu terdaftar, namun baru 20 produk yang masuk kategori fitofarmaka. Artinya, masih terbuka lebar peluang pengembangan kekayaan biodiversitas Indonesia menjadi produk OBA yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Dengan berbagai dukungan tersebut, industri obat bahan alam Indonesia diproyeksikan semakin berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun internasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img