Bank Indonesia Genjot Edukasi Keuangan Syariah Sulteng

Tangerang, 14 April 2025 – Tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka literasi keuangan syariah baru mencapai 39,11 persen, jauh tertinggal dari literasi keuangan konvensional yang sudah menyentuh 65,43 persen.

Menanggapi kondisi tersebut, Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar kegiatan bertema “Peningkatan Literasi Keuangan Syariah di Sulawesi Tengah Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan” yang diselenggarakan di arena Festival Raudhah Alkhairaat, Palu.

Baca juga: Produk UMKM Tangerang Resmi Mejeng di Bandara Internasional

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan syariah, khususnya di Sulawesi Tengah. “Tingkat inklusi keuangan syariah nasional masih berada di angka 12,82 persen, sangat jauh di bawah inklusi keuangan konvensional yang mencapai 75,02 persen. Ini menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman yang harus kita jembatani bersama,” jelas Rony dalam sambutannya.

Menurut Rony, wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Sulawesi Tengah, menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah. Padahal, potensi ekonomi syariah sangat besar, terutama dengan karakteristik ekonomi lokal yang berbasis sektor riil seperti pertanian, perikanan, dan UMKM.

Dalam acara tersebut, hadir pula para narasumber berpengalaman seperti Murniati Mukhlisin dari Sakinah Finance, Siti Rochmawati dari DEKS BI, Dr. Haerul Anam dari ISEI Sulawesi Tengah, serta Maftukin, pengusaha muda dari UMKM Lecker.

Baca juga: Pameran di Singapura Produk UMKM Mamin Laku Rp736 Miliar

Rony berharap, melalui kegiatan kolaboratif ini, literasi ekonomi syariah di masyarakat dapat meningkat sehingga mendorong terciptanya ekosistem keuangan syariah yang inklusif, tidak hanya sebagai alternatif, tapi juga sebagai bagian utama dari sistem ekonomi nasional.

“Kita semua memiliki peran dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Dengan literasi yang baik, kita bisa memanfaatkan potensi sistem syariah secara maksimal untuk kesejahteraan bersama,” tutupnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Asisten II Pemerintah Kota Palu Rahmad Mustafa, Sekjen Alkhairaat, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah, serta para pelaku usaha dan mahasiswa dari GenBI Sulteng.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img