Tangerang, 14 April 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin agresif dalam memperluas jangkauan inklusi keuangan syariah, khususnya di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Langkah strategis yang diambil adalah dengan mengembangkan klaster pasar tradisional sebagai pusat transaksi ritel syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa pasar merupakan pusat ekonomi masyarakat di akar rumput yang berperan penting dalam penguatan ekonomi lokal. Melalui pendekatan ekosistem pasar halal, BSI berupaya membangun sinergi ekonomi berbasis syariah yang terhubung mulai dari proses produksi hingga distribusi di pasar.
“Pasar menjadi pusat ekonomi daerah yang strategis. Oleh karena itu, kami membangun ekosistem pasar pertama di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, yang dikenal sebagai destinasi wisata nasional,” ujar Anton.
Baca juga: Bank Indonesia Genjot Edukasi Keuangan Syariah Sulteng
Untuk mendukung digitalisasi transaksi dan memperluas layanan, BSI mengembangkan layanan seperti BSI Agen, QRIS, dan Electronic Data Capture (EDC). Inisiatif ini bertujuan mendorong penggunaan layanan keuangan syariah secara lebih mudah, aman, dan cepat.
Hingga Maret 2025, BSI telah mencatatkan sebanyak 21.000 merchant QRIS aktif di wilayah Yogyakarta dengan total nilai transaksi mencapai Rp16,3 miliar, dan rata-rata lebih dari 3.500 transaksi per merchant. Sementara itu, jumlah pelaku usaha (NOA) yang tercatat sebagai nasabah mencapai 4.545, didominasi oleh pedagang besar dan eceran, kuliner, serta pelaku ekonomi kreatif seperti kerajinan tangan.
“Melalui digitalisasi ini, kami juga mendorong edukasi investasi emas serta pembiayaan modal usaha bagi segmen mikro dan UMKM,” tambah Anton.
Secara nasional, BSI mencatatkan kinerja yang kuat dalam mendukung UMKM. Hingga Februari 2025, pembiayaan ke sektor UMKM telah mencapai Rp52,09 triliun, meningkat 12,69% secara tahunan dan menjangkau lebih dari 360 ribu nasabah. Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BSI pun tercatat sebesar Rp97,45 triliun atau 34,58%, melebihi target regulator.
Baca juga: Inovasi Ramah Lingkungan PHR Zona Rokan Dapat Penghargaan PROPER Hijau 2025
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI terus memperkuat komitmennya dalam menjadikan ekonomi syariah sebagai katalis pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data Kemenko Perekonomian, UMKM menyumbang 60% terhadap PDB dan menyerap hampir 97% tenaga kerja nasional, menjadikannya sektor yang sangat krusial untuk dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Hingga 2024, total merchant QRIS BSI secara nasional mencapai 448.000, dengan total transaksi mencapai 42,9 juta kali dan nilai transaksi sebesar Rp3,5 triliun. Adapun merchant EDC BSI mencapai 13.000, dengan 1,3 juta transaksi senilai Rp551 miliar.
Langkah strategis BSI ini tidak hanya memperkuat sektor UMKM, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi digital dan inklusi keuangan berbasis syariah yang lebih luas di seluruh Indonesia.