Tangerang, 8 April 2025 – Dalam upaya memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan program kerja, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun budaya sadar risiko di lingkungan internal. Melalui kegiatan “Penguatan Komitmen Kemenkeu dalam Implementasi Manajemen Risiko melalui Sertifikasi GRCE” yang diselenggarakan di Kantor Pusat Kemenkeu pada Senin (17/3), kementerian mendorong peningkatan kompetensi pejabat dan pegawai dalam hal pengelolaan risiko.
Acara ini menjadi bagian dari strategi Kemenkeu dalam menanamkan pemahaman bahwa risiko bukan untuk dihindari, tetapi harus dikelola secara proaktif. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Anggito Abimanyu, yang hadir dan memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
“Kita harus menaruh risiko di depan, bukan di belakang. Kita harus memahami inherent risk sebelum memulai suatu kegiatan. Ini adalah fondasi dari pengambilan keputusan yang akuntabel,” ujar Anggito.
Baca juga: DIGI Ramadan Festival Dukung UMKM Go Digital Bareng bank bjb
Program sertifikasi GRCE (Governance, Risk, Compliance, and Ethics) ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman menyeluruh terhadap manajemen risiko, kepatuhan, serta etika kerja. Tidak hanya sebatas pelatihan, program ini juga memiliki visi jangka panjang untuk mencetak risk expert atau pakar risiko dari internal Kemenkeu yang nantinya akan berperan sebagai penggerak utama dalam diseminasi budaya sadar risiko ke unit-unit kerja lainnya.
Dengan pendekatan ini, Kemenkeu berharap bahwa setiap keputusan yang diambil, baik dalam penyusunan kebijakan maupun implementasi program, telah mempertimbangkan seluruh potensi risiko serta mitigasinya secara matang. Sebagai bentuk inovasi berkelanjutan, Kemenkeu juga tengah mengembangkan aplikasi digital berbasis sistem manajemen risiko. Aplikasi ini nantinya akan digunakan untuk menyusun profil risiko, memantau pelaksanaan mitigasi, hingga mengevaluasi dampak risiko terhadap program dan kebijakan kementerian secara real time.
Digitalisasi ini diyakini mampu mempercepat proses pengambilan keputusan dan memperkuat efisiensi kerja, karena memungkinkan pejabat dan pegawai untuk mengakses data risiko secara lebih cepat, akurat, dan sistematis. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan mendukung transparansi serta akuntabilitas lembaga dalam menjawab tantangan global yang semakin kompleks.
Baca juga: Kapuk Randu: Bahan Baku Industri Tekstil Ramah Lingkungan
Langkah ini menunjukkan bahwa Kemenkeu tidak hanya fokus pada penguatan kapasitas internal, tetapi juga pada pembangunan sistem keuangan negara yang tangguh dan responsif. Manajemen risiko yang baik menjadi pondasi utama dalam menghadapi ketidakpastian dan dinamika yang terus berubah, baik di sektor ekonomi nasional maupun global.
Dengan penguatan kapasitas SDM, implementasi sistem digital, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik, Kemenkeu menegaskan perannya sebagai lembaga yang adaptif, profesional, dan berorientasi pada keberlanjutan.