Tangerang, 05 April 2025 – Jimbe, alat musik tabuh yang khas dengan suara dentingannya, kini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di pasar internasional. Salah satunya adalah Jimbe buatan CV Bali Danu Sentana yang sudah merambah pasar global. Dibuat oleh Made Sudarsa, pengusaha asal Bali, usaha ini telah berkembang pesat sejak pertama kali didirikan pada 2014. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Sudarsa yang sebelumnya hanya menjadi agen penjual jimbe, akhirnya beralih menjadi produsen setelah menyadari kesulitan mencari jimbe dengan standar kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar. “Akhirnya kami bikin sendiri,” ujarnya, menggambarkan awal mula usahanya.
Baca juga: Cara Cerdas Sabar Nasution Menghasilkan 1,4 Miliar Rupiah/Bulan Melalui Affiliate Shopee
Dari Bengkel Kecil ke Gudang Produksi Jimbe
Awalnya, Sudarsa memproduksi jimbe di Kerobokan, Badung, namun seiring meningkatnya permintaan, ia membutuhkan tempat yang lebih besar untuk produksi dan penyimpanan. Pada 2015, dengan bantuan pinjaman dari BRI melalui program KUR, ia membeli sebuah gudang di Denpasar. Pinjaman yang digunakan untuk membeli gudang tersebut berperan penting dalam memperbesar kapasitas produksinya.
Berkat pinjaman tersebut, CV Bali Danu Sentana kini memiliki fasilitas yang lebih besar untuk memproduksi jimbe yang terbuat dari kulit kambing dan kayu mahoni. Kulit kambing didatangkan langsung dari Kediri, Jawa Timur, sementara kayu mahoni diperoleh dari Blitar.
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Serukan Kepedulian Lingkungan di Hari Raya Idulfitri
Menghadapi Tantangan dan Ekspansi Pasar Jimbe
Dengan harga jimbe yang bervariasi—mulai dari Rp100 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp600 ribu untuk ukuran lebih besar—produk ini banyak dipesan oleh sekolah-sekolah di berbagai kota, seperti Palembang, Jakarta, bahkan mancanegara seperti Jepang, China, Australia, dan Jerman. Namun, meskipun permintaan di pasar internasional terus berkembang, Sudarsa mengungkapkan bahwa permintaan di pasar domestik sempat turun hingga 50 persen.
“Saya berharap kerjaan bisa lancar terus,” harap Samsul Hadi, salah satu perajin jimbe di CV Bali Danu Sentana. Samsul berharap pesanan terus mengalir agar usaha tetap berkembang.
BRI dan Dampaknya bagi UMKM
Program KUR dari BRI telah memberikan dampak positif terhadap usaha-usaha kecil seperti milik Sudarsa. Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, menekankan bahwa KUR dirancang untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM guna mendukung pengembangan sektor riil. Melalui KUR, UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang memadai untuk memperluas kapasitas produksi dan meningkatkan pendapatan. BRI juga memastikan bahwa pengajuan pinjaman bisa dilakukan dengan syarat yang mudah serta menyediakan jaringan kantor yang luas di seluruh Indonesia.
CV Bali Danu Sentana merupakan contoh nyata bagaimana program KUR dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan UMKM, membuka lapangan pekerjaan, dan membawa produk lokal Bali ke panggung internasional.
Dengan produk jimbe yang kini terkenal hingga ke luar negeri, Made Sudarsa berharap usaha ini tidak hanya berkelanjutan tetapi juga dapat menciptakan lebih banyak peluang bagi pekerja lokal, serta memberi dampak positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar.