ING Berhasil Validasi Sasaran Emisi, Tunjukkan Peran Bank dalam Perubahan Iklim

Tangerang, 28 Maret 2025 – ING, bank global asal Belanda, mencatatkan sejarah penting dengan menjadi bank pertama yang sasaran iklimnya divalidasi oleh Science-Based Targets Initiative (SBTi). Langkah ini menunjukkan komitmen ING untuk mendukung upaya membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius, sesuai dengan kesepakatan internasional dalam Perjanjian Paris 2015.

SBTi, badan yang bertanggung jawab dalam memberikan standar iklim bagi perusahaan dan lembaga keuangan, menyatakan bahwa ING telah memenuhi ambang batas sasaran dekarbonisasi untuk seluruh pinjaman yang diberikan kepada sektor-sektor besar, seperti bahan bakar fosil, pembangkit listrik, semen, baja, otomotif, penerbangan, dan real estat komersial.

Baca juga: Digitalisasi Dorong UMKM Indonesia Sukses Ekspor Produk

Komitmen ING dalam Pengurangan Emisi

Kepala Standar Keuangan SBTi, Nate Aden, menegaskan bahwa ING telah menunjukkan bagaimana lembaga keuangan besar dapat berperan aktif dalam mendukung stabilisasi iklim, terutama dalam ekonomi riil. Pada 2022, ING mengumumkan rencana untuk menghentikan pembiayaan hulu minyak dan gas pada tahun 2040. Tidak hanya itu, pada tahun lalu, bank tersebut juga mengumumkan pembatasan akses pinjaman dan penerbitan obligasi bagi beberapa perusahaan yang berfokus pada sektor minyak dan gas.

“Sebagai bank global pertama yang memiliki sasaran berbasis sains yang divalidasi, ING menunjukkan bagaimana lembaga keuangan besar dapat mendukung stabilisasi iklim dalam ekonomi riil,” kata Aden, pada Kamis (27/3/2025).

Baca juga: GoPay Perkenalkan Pembayaran Digital di Terminal Kalideres untuk Mudik 2025

Tantangan dan Perdebatan di Sektor Perbankan

Validasi sasaran iklim ING datang di tengah perdebatan global mengenai target 1,5 derajat Celsius sebagai ambang batas pemanasan global yang harus dicapai. Sementara beberapa bank besar mulai mengurangi ambisi mereka terkait target emisi nol karbon, banyak negara dan sektor yang masih berkomitmen pada tujuan tersebut. Beberapa kelompok iklim global, seperti Net Zero Banking Alliance (NZBA), bahkan berdebat untuk mengubah pedoman utama terkait target 1,5 derajat Celsius, setelah beberapa bank besar keluar dari kelompok tersebut.

Namun, meskipun ada perdebatan tersebut, validasi yang diterima oleh ING tetap memiliki prestise yang tinggi dalam industri perbankan dan dapat memengaruhi pilihan pinjaman serta keputusan pasokan keuangan bagi perusahaan. Banyak bank besar saat ini hanya akan mendukung perusahaan yang memiliki target iklim yang disesuaikan dengan standar SBTi, yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan.

Pentingnya Komitmen Global terhadap Perubahan Iklim

SBTi, yang terdiri dari konsultan, pakar teknis, dan LSM, menjadi otoritas dalam menetapkan target iklim yang harus diikuti oleh perusahaan di seluruh dunia. Mereka memvalidasi bahwa sektor tertentu harus menyesuaikan targetnya dengan sasaran pengurangan emisi 1,5 derajat Celsius. Jika sasaran tersebut tidak tercapai, perusahaan dapat menggunakan jalur di bawah 2°C sebagai alternatif.

Keputusan ING ini merupakan bukti bahwa lembaga keuangan global dapat memainkan peran penting dalam pengurangan emisi karbon dan mendukung upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Hal ini semakin relevan mengingat banyak negara telah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon mereka sesuai dengan target yang tercantum dalam Perjanjian Paris 2015.

Sebagai langkah lanjutan, ING berencana untuk terus memperkuat kebijakan pembiayaan hijau dan mendukung perusahaan yang berfokus pada proyek-proyek berkelanjutan untuk mencapai target pengurangan emisi global.

Dengan langkah ini, ING bukan hanya membuka jalan bagi perubahan besar dalam sektor perbankan, tetapi juga menginspirasi lembaga keuangan lainnya untuk mengikuti jejak mereka dalam mendukung stabilitas iklim global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img