Tangerang, 25 Maret 2025 – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali terus menguatkan dukungan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengembangkan produk ramah lingkungan. Produk-produk ini semakin diminati oleh konsumen yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa pendampingan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM agar memiliki daya saing di pasar nasional hingga internasional.
“Melalui pendampingan ini, kami berharap kualitas produk UMKM meningkat dan memiliki daya saing baik di level nasional maupun internasional,” ujar Erwin di Denpasar, Kamis (20/3/2025). Pendampingan ini juga meliputi berbagai aspek penting, termasuk memberikan masukan mengenai pengembangan produk serta memberi kesempatan bagi produk UMKM hijau untuk tampil di berbagai kegiatan, seperti pameran Bali Jagadhita, yang diadakan oleh BI Bali.
Baca juga: PMI Siap Sukseskan Keberlanjutan Bisnis 10-20 Tahun Mendatang
Dalam hal ini, BI Bali mendukung lima UMKM yang telah lolos kurasi dan memenangkan lomba inovasi hijau pada 2024. Kelima UMKM ini dikenal dengan produk ramah lingkungan yang inovatif, di antaranya adalah Haluan Bali, Ishana, Suka Pandawa, Neira Pocket, dan Rotenbi.
Haluan Bali memanfaatkan produk lama yang berusia lebih dari dua tahun dan bisa diproduksi kembali. Ishana, di sisi lain, melibatkan komunitas wanita penyandang disabilitas dalam proses produksi, sementara Suka Pandawa mengolah limbah plastik kresek menjadi produk kriya yang bermanfaat. Neira Pocket mengaplikasikan teknik pewarnaan alam yang ramah lingkungan, dan Rotenbi menghasilkan produk kriya dengan prinsip nol sampah melalui anyaman.
Baca juga: QRIS Bali Tumbuh Signifikan, 925.633 Merchant Terdaftar
Pendampingan ini melibatkan Wignyo Rahadi, kurator nasional di bidang fesyen dan kriya, yang memberikan masukan untuk mengembangkan produk agar memiliki daya jual yang berkelanjutan. Wignyo menekankan pentingnya praktik hijau dalam setiap alur produksi UMKM.
“UMKM hijau yang berkelanjutan adalah UMKM yang menerapkan praktik hijau di setiap tahap produksi, dari awal hingga akhir, tanpa ada bahan sisa, serta menggunakan energi alternatif dalam proses produksinya,” jelas Wignyo.
Dengan adanya pendampingan ini, produk UMKM ramah lingkungan di Bali diharapkan dapat lebih dikenal oleh masyarakat dan konsumen, sekaligus memperkuat daya saingnya di pasar yang semakin mengutamakan keberlanjutan lingkungan. Bank Indonesia Bali berkomitmen untuk terus mendukung UMKM hijau agar dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.