Kolaborasi PTDI dan PT YPTI Tingkatkan Industri Kedirgantaraan

Tangerang, 14 Maret 2025 – Kementerian Perindustrian memberikan dukungan penuh terhadap kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) dalam upaya meningkatkan daya saing rantai pasok industri kedirgantaraan nasional. Kerja sama ini bertujuan untuk mengadopsi teknologi inovatif guna meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, memperkaya kapabilitas permesinan, serta memperkuat ekosistem industri manufaktur dalam negeri.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan nasional. “Kerja sama ini menjadi tonggak penting di tengah meningkatnya potensi kebutuhan komponen pesawat baik secara global maupun dalam negeri,” ujar Faisol Riza dalam acara penandatanganan kerja sama antara PTDI dan PT YPTI di Jakarta, Rabu (12/3).

Baca juga: Pemerintah Tegas Larang Pakaian Bekas Impor Demi Industri Lokal

Kolaborasi antara PTDI dan PT YPTI ini dituangkan dalam Framework Agreement (FA) yang ditandatangani oleh Direktur Produksi PTDI Dena Hendriana dan Direktur Utama PT YPTI Petrus Tedja Hapsoro. Kesepakatan ini juga disaksikan oleh Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta serta Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan.

Adapun cakupan utama dalam kolaborasi ini meliputi:

  • Penyediaan dan revitalisasi mesin produksi PTDI.
  • Peningkatan daya saing produk permesinan.
  • Pelatihan terkait manajemen pemeliharaan permesinan.
  • Transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia dalam industri dirgantara.

Faisol Riza menekankan bahwa kemitraan strategis ini diharapkan tidak hanya sebatas revitalisasi dan penyediaan komponen, tetapi juga dapat mendorong investasi lebih lanjut dalam industri komponen pesawat terbang nasional.

Menurut data International Air Transport Association (IATA), Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan jumlah penumpang tertinggi dan diproyeksikan menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada tahun 2036. Sementara itu, studi International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2023 memperkirakan bahwa jumlah penerbangan domestik dan penumpang di Indonesia akan meningkat menjadi 7,6 juta flight dan 690 juta penumpang pada tahun 2045, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2024.

Dengan tren pertumbuhan yang positif ini, industri dalam negeri memiliki peluang besar untuk memenuhi kebutuhan komponen pesawat terbang, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor. Apalagi, PTDI memiliki sejarah panjang sebagai satu-satunya produsen pesawat terbang di Asia Tenggara. Selain itu, industri komponen pesawat di Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Aircraft and Component Manufacturer (INACOM) telah memiliki sertifikasi standar mutu internasional AS9100 dan terintegrasi dalam rantai pasok global.

Baca juga: PT ZPT Diminta Klarifikasi Soal Keterlambatan Motor Listrik Subsidi

Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana, menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi momentum penting dalam pengembangan ekosistem industri dirgantara nasional. “Dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri lokal, kami berkomitmen untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan mengoptimalkan potensi industri dalam negeri. Kolaborasi ini juga akan memperkaya kapabilitas permesinan PTDI, sehingga kami dapat terus meningkatkan kualitas, kompetensi, dan diversifikasi produk dirgantara,” ungkapnya.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan industri kedirgantaraan Indonesia semakin kompetitif di pasar global, serta mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. Pemerintah pun terus mendorong sinergi antara BUMN dan swasta untuk membangun ekosistem industri yang lebih kuat dan mandiri.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img