Tangerang, 11 Maret 2025 – Industri manufaktur terus berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor. Di tengah tantangan ekonomi global, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendorong pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM) agar lebih produktif serta mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, pertumbuhan IKM memberikan dampak positif terhadap industri manufaktur nasional. “Di saat banyak industri menghadapi berbagai tantangan, pertumbuhan pelaku IKM justru mampu menyerap tenaga kerja baru,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (10/3).
Baca juga: Pameran HOMEDEC 2025 Solusi Terbaik untuk Renovasi dan Interior Rumah
Saat ini, terdapat 4,5 juta unit usaha IKM yang menyumbang 99,77 persen dari total industri di Indonesia. IKM juga menyerap 65,52 persen tenaga kerja sektor industri atau sekitar 13,11 juta tenaga kerja. Nilai output IKM terhadap industri pengolahan nonmigas mencapai 21,53 persen, dengan pertumbuhan PDB IKM sebesar 5,26 persen year on year.
Kemenperin melalui Ditjen IKMA terus berupaya meningkatkan keterampilan dan manajemen bisnis IKM agar lebih kompetitif, salah satunya dengan strategi scaling up brand melalui storytelling dan optimalisasi penjualan digital.
Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) yang berada di bawah Ditjen IKMA secara aktif memberikan pelatihan bagi pelaku IKM di bidang fesyen dan kriya. “Kami tidak hanya meningkatkan keterampilan produksi, tetapi juga mengajarkan soft skill, seperti manajemen usaha dan pengembangan produk yang berkelanjutan,” ungkap Kepala BPIFK, Dickie Sulistya.
BPIFK juga memiliki program Creative Business Incubator (CBI) untuk membantu pelaku IKM naik kelas. Alumni program ini, seperti Syifa Puspasari (Earth Major), Afidha Fajar Adhitya (Eboni Watch), dan Akmal Idrus (Rappo Indonesia), telah sukses mengembangkan brand mereka dengan strategi storytelling dan digital marketing.
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia semakin pesat, dengan nilai transaksi e-commerce diperkirakan mencapai USD65 miliar (Rp1.063 triliun) pada 2024. Dengan populasi hampir 280 juta orang, Indonesia menjadi pasar potensial bagi industri digital.
Baca juga: Ekspor Furnitur Indonesia Naik Industri Kian Kompetitif
Selain melalui e-commerce, IKM juga dapat memperluas pasar melalui e-katalog LKPP, yang mendukung pengadaan barang dan jasa pemerintah. “Sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2022, percepatan penayangan produk IKM di e-katalog harus terus ditingkatkan,” tambah Dickie.
Dengan berbagai inisiatif ini, industri manufaktur dan IKM diharapkan semakin berkembang, berdaya saing, serta mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.